PERCOBAAN II
I.
JUDUL PRAKTIKUM
GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR
II.
HARI, TANGGAL
SELASA , 12 MARET 2014
III.
TUJUAN PERCOBAAN
1.
Mengkaji
kesamaan sifat unsur-unsur dalam tabel berkala
2.
Mengamati
uji nyala dan dan reaksi beberapa unsur alkali dan alkali tanah
3.
Mengenali
reaksi air klorin dan halida
4.
Menganalisis
larutan anu yang mengandung unsur alkali atau alkali tanah dan halida
IV.
PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1.
Tuliskan
unsur-unsur yang termasuk golongan IA (Alkali) dan golongan IIA (Alkali Tanah)
Jawab :
a.
Golongan
IA
-
Hidrogen
(H)
-
Litium
(Li)
-
Natrium
(Na)
-
Kalium
(K)
-
Rubidium
(Rb)
-
Sesium
(Cs)
-
Fransium
(Fr)
b.
Golongan
IIA
-
Berilium
(Be)
-
Magnesium
(Mg)
-
Kalsium
(Ca)
-
Strontium
(Sr)
-
Barium
(Ba)
-
Radium
(Ra)
2.
Selesaikan
persamaan reaksi berikut:
Jawab :
a.
CaCl2
+ (NH4)2CO3 à CaCO3
+ 2NH4Cl
b.
BaCl2
+ (NH4)2CO3 à BaCO3 + 2NH4Cl
c.
2NaCl
+ (NH4)2CO3 à Na2CO3 + 2NH4Cl
d.
NaCl
+ Cl à Tidak terjadi reaksi
e.
2NaBr
+ Cl2 à 2NaCl + Br2
f.
2NaI
+ Cl2 à 2NaCl + I2
3.
Apa
fungsi penambahan CCl4 dalam percobaan C?
Jawab :
Untuk
mengidentifikasi unsur-unsur ada tidaknya pengendapan
V.
LANDASAN TEORI
Uji nyala dapat diamati dari
larutan yang jumlahnya sangat sedikit dengan menggunakan kawat nikrom. Dengan
mencelupkan kawat nikrom kedalam larutan kemudian membakarnya pada nyala api
yang panas (api yang biru) akan dapat diamati warna nyala dari unsur tersebut.
Larutan yang digunakan adalah larutan garam dari unsur tersebut. Setiap unsur
akan memberikan warna nyala yang berbeda, contoh : larutan natrium memberikan
nyala kuning, larutan tembaga nyala hijau, larutan litium nyala merah.
Nyala menjadi ciri khas
unsur-unsur. Warna nyala kuning tajam merupakan cara yang praktis untuk
menentukan unsur natrium. Inilah sebabnya uji nyala dapat digunakan untuk
menentukan larutan yang tidak diketahui.
Garam halida dan alkali dan alkali tanah dapat
bereaksi dengan halogen yang lebih bersifat pengoksidasi, sehingga terbentuk
halogen dari halida tersebut. Urutan kekuatan pengoksidasi adalah F2
> Cl2 > Br2 > I2 . F2 dapat
mengoksidasi Cl- menjadi Cl2 dan Cl2 dapat
mengoksidasi Br- menjadi Br2 dan seterusnya. Sedangkan Br2
tidak dapat mengoksidasi Cl- menjadi Cl2. Reaksinya
dapat dilihat sebagai berikut:
Cl2 + Br- à Cl- + Br2
Cl2 + I- à Cl- + I2
Br2 + Cl- à tidak bereaksi
Dalam
reaksi ini untuk mendapatkan klorin dapat dibuat air klorin dengan jalan
memanaskan campuran MnO2 dengan HCl 6 M. pemanas yang digunakan
cukup lampu spirtus. Gas yang terbentuk dialirkan kedalam air suling. Persamaan
reaksi :
MnO2 + 4HCl à MnCl2 + 2H2O + CL2
(Epinur, dkk.2013:25-26).
Unsur-unsur
halogen dalam sistem periodik termasuk dalamgolongan VIA. Pembuatan unsur-unsur
ini dapat dilakukan dilaboratrium dengan cara yang tidak terlampau sukar.
Pembuatan klor berdasarkan pada oksidasi ion klorida :
2Cl- + Konduktor à Cl2 + hasil reduksi
Oksidator-oksidator
yang dapat dipakai dalam larutan asam, misalnya MnO2, MnO4-,
Cr2O7-2, PbO2. Pembuatan brom juga
berdasarkan oksidasi ion Br- oleh oksidator-oksidator seperti yang
dipakai pada pembuatan klor. Selain dari pada itu, brom dapat juga dibuat
dengan mengoksidasi ion bromida dengan klor.
Cl2 + 2Br- à 2Cl- + Br2
Sedangkan Yod, I2, dapat dibuat dengan mengoksidasi
ion I
Cl2 + 2I- à 2Cl- + I2
Yod yang
mengendap dipisahkan dengan cara penyaringan dari suatu yodat, misalnya natrium
yodat, NaIo2. Yod dapat diperoleh dengan cara mereduksinya dengan
natrium hidrogen sulfit. Dari harga potensial elektroda dapat diketahui bahwa
Cl2 dapat mengoksidasi ion bromida dan ion yodida.
Logam-logam
alkali tanah dan alkali disebut logam-logam ringan, oleh karena itu massa
jenisnya kecil. Semua logam ini bereaksi kuat dengan air, membebaskan hidrogen
dan menghasilkan basa yang kuat. Unsur ini mempunyai elektron valensi 1
dibandingkan antara unsur-unsur dalam 1 perioda, maka jari-jari atom logam
alkali yang terbesar. Elektron valensi itu mudah dilepas sehingga logam-logam
alkali termasuk unsur yang paling elektropositif. Dalam golongan ini, makin
kebawah makin relatif.
Logam-logam
alkali tanah, mempunyai 2 elektron valensi yang tingkat oksidasinya hanya 1
yaitu +2. Unsur ini dapat juga dikenal dengan memeriksa warna nyala dari
perubahan garam-garamnya (Ahmad Hiskia. 1993:119-126).
Unsur-unsur
dalam 1 golongan mempunyai banyak persamaan sifat kimianya. Sifat-sifat kimia
ditentukan oleh elektron valensinya, yaitu elektron yang terdapat pada kulit
lintasan yang terluar, karena elektron valensi unsur yang segolongan sama
dengan sendirinya sifat kimianya juga sama.
a.
Golongan
IA
Unsur golongan ini sangat elektropositif dan reaktif.
Karena unsur ini kereaktifannya tidak terdapat dalam keadaan bebas dialam.
Fransium merupakan unsur yang radioaktif. Semua unsur golongan ini merupakan
reduktor yang kuat dan mempunyai massa jenis yang rendah. Dalam nyala bunsen
ion litium berwarna merah, natrium kuning, kalium ungu, rubidium merah dan
sesium biru.
b.
Golongan
VIIA
Unsur golongan ini sangat elektronegatif, artinya
mudah membentuk ion nesotif x1. Unsur ini membentuk molekul diatomik
F2, Cl2, Br2, dan I2. Pada suhu
klor berupa gas kuning yang kehijauan, brom berupa cairan yang merah coklat.
Iod berupa zat padat hitam dan flor berupa gas yang kekuning-kuningan.
c.
Gas
Mulia
Golongan terdiri atas unsur helium, neon, argon,
kripton, ksenon, dan radon. Beberapa sifat dari unsur golongan ini. Atom dari
gas mulia ini semua mempunyai susunan elektron yang penuh yaitu 8 elektron.
Pada kulit lintasan terluar konfigurasi elektron yang demikian bersifat sangat
stabil, oleh karena itu selama bertahun-tahun tidak dikenal senyawa dari unsur
gas mulia. Baru pada tahun 1962 M Bartlet menemukan bahwa ksenon dapat bereaksi
dengan Pt. F6 membentuk XePtF6 sejak didapatnya senyawa
ksenon maka para ahli banyak menyelidiki tentang senyawa gas mulia. Dari ksenon
telah dikenal banyak senyawa seperti : XeF2, XeF6, XeOF4,
XeO2F2 dan XeO3.
d.
Unsur-Unsur
Transisi
Pada tiap-tiap periode panjang antara golongan IIA dan
IIIA terdapat unsur-unsur yang dinamakan unsur transisi. Unsur-unsur tersebut
adalah unsur dengan nomor atom = 21-30, 34-48, 57-78, dan 89-120. Semua unsur
transisi bersifat logam, kecuali emas (kuning) dan tembaga (merah). Unsur-unsur
ini menyerupai besi atau timah. Persamaan sifat kimia tampak lebih pada satu
periode daripada dalam satu golongan. Terutama unsur dalam golongan VIIIB
sangat mirip satu sama dengan lainnya. Pada umumnya logam-logam ini :
1. Jumlah eektron pada kulit terluar yang tetap
2. Titik lebur dan titik didih tinggi
3. Jari-jari atom yang hampir sama
4. Energi potensialnya hanya sedikit bertambah besar
dengan bertambahnya nomor atom (Sukardjo.1990:375-377).
Setelah
unsur-unsur kimia ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak, orang berusaha
mempelajari unsur-unsur kimia tersebut secara sistematik. Berbagai usaha telah
dilakukan untuk mengadakan penggolongan unsur-unsur atas dasar kesamaan
sifat-sifat tertentu.
Usaha
yang mula-mula ialah menggolongkan unsur-unsur menjadi logam dan bukan logam.
Unsur-unsur seperti emas, perak, dan tembaga termasuk golongan logam, sedang
unsur-unsur seperti oksigen, nitrogen, dan belerang termasuk golongan bukan
logam. Penggolongan ini kemudian ternyata kurang memuaskan karena adanya
unsur-unsur yang mempunyai sifat antara logam dan bukan logam, seperti arsen
dan antimen.
Penggolongan
unsur berikutnya adalah penggolongan berdasarkan valensi dari unsur-unsur,
penggolongan ini juga kurang memuaskan karena unsur-unsur yang mempunyai
valensi sama, seperti natrium dan klor, tetapi sifatnya sangat berlainan.
Setelah
adanya teori atom Dalton, orang berusaha menghubungkan sifat-sifat dari
berbagai unsur dengan berat atomnya. J.W. Dobereiner pada tahun 1817 menyusun
unsur-unsur yang sifatnya sama dengan masing-masing kelompok terdiri atas 3
unsur kelompok ini disebutnya triade. Ia mendapatkan bahwa dalam satu triade,
maka berat atom unsur yang tengah sama dengan rata-rata dari berat atom sebelum
dan sesudahnya.
Penggolongan
unsur berikutnya ialah penggolongan yang diadakan oleh J.A Newlands pada tahun
1864-1866. Unsur-unsur yang pada waktu itu telah dikenal disusun menurut berat
atom yang semakin besar. Ia mendapatkan bahwa unsur yang kedelapan dari suatu
unsur, mempunyai sifat-sifat yang sama dengan unsur yang ditinjau. Jadi setelah
setiap tujuh unsur terdapat pengulangan sifat kimianya. Dengan demikian
didapatkan deretan unsur-unsur yang terdiri atas tujuh unsur. Oleh karena itu
hal ini menyerupai tangga musik, Newlands menamakannya huruf oktaf dari suatu
unsur-unsur tersebut (Soetopo.1990:366-368).
Unsur-unsur
menyusun tentang pembuatan klorin skala industri dan kaitannya dengan 2 senyawa
basa yang penting yaitu natrium karbonat dan natrium hidroksida. Unsur ini dari
beberapa senyawa sangat reaktif dan beracun, tetapi senyawa lainnya sangat
berbeda jauh sifatnya dari senyawa dipilih untuk dimanfaatkan sifatnya yang
lembab (inert) dan tidak beracun. Pada kondisi yang benar, flourin membentuk
senyawa dengan hampir semua unsur, satu-satunya pengecualian ialah dengan
helium, neon, dan argon.
Kimiawan
Swedia Karl Wilhen Scheele pada tahun 1774 dan membuatnya dalam bentuk unsur
melalui reaksi asam klorida dengan pirolusit, suatu mineral yang mengandung MnO2
:
4HCl
(aq) + MnO2 (g) à Cl2 (g) + MnCl2 (aq) + 2H2O
(l)
Schele
tidak menyadari bahwa gas kuning kehijauan yang dihasikannya adalah unsur dan
hal ini terus berlangsung sampai Humpsy Davy mengidentifikasinya pada tahun
1811 dan menamainya (kata yunani, chlorus berarti “hijau”). Sementara itu
Berthallet dan Clesaussare telah mendeskripsikan sifat pemutih dari klorin pada
tahun 1786. Namun demikian klorin kurang memuaskan dalam beberapa hal: zat ini
akan merusak pakaian kecuali dipantau dengan cermat.
Klorin,
Bromin, dan Iodin memiliki lebih banyak kesamaan sifat stu sama lain daripada
dengan Flourin, yang sifat-sifat khususnya mendeskripsikan produksi Klorin dan
peranannya dalam pembuatan zat pemutih (David Oxtoby.2003:246, 247-249).
Dalam
unsur-unsur halogen menjelaskan sifat menonjol dari non logam Flour dan
Klor(dan sedikit mengenai Brom dan Iod), berdasar sifat-sifat atom dan fisiknya
kita membicarakan kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk menarik elektron
yang mengakibatkan bentuk yang sering ditemukan dialam, yakni bentuk ion F-
dan Cl-, serta kesulitan dalam pembuatan unsur murni dan bentuk
ionnya.
Brom
secara komersial dihasilkan melalui ekstraksi dari air laut, yang mengandung
sekitar 70 ppm Br-. Mula-mula pH air laut dijadikan 3.5 dan
direaksikan dengan Cl2 (g) + 2Br- (aq) à Br2 (aq) + 2Cl- (aq).
Penggunaan
Br2 yang paling penting adalah pembuatan etilena dibrimida (C2H4B12)
yaitu aditif dalam bensin. Fungsinya adalah untuk bereaksi dengan timbal dan
atitif anti tetap (anti knock), tetrae timbal, menghasilkan timbal (II) bromida
yang volatif antara lain adalah dalam pembuatan senyawa organik seperti zat
pewarna, obat-obatan, bahan fumigasi dan pestisida.
Iod
dapat diperoleh dalam jumlah kecil dari ganggang laut yang dikeringkan, karena
beberapa tanaman laut mampu menyerap dan mengikatkan 1 secara selektif dan
kehadira I- dan Br‑ dari segi komersial, Iod kurang
penting dibanding klor dan Brom, sekalipun senyawanya dapat diterapkan sebagai
katalis, dalam bidang medis dan pembuatan emulsi potografi (AgI).
Golongan
logam alkali merupakan golongan dari logam yang aktif paling aktif. Logam-logam
tersebut menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensi elektrodanya besar
dan negatif. Kesimpulan bahwa pada umumnya keragaman sifat dalam golongan ini
mudah diramalkan segi keberkalan. Beberapa penyimpangan terutama ditunjukkan
oleh anggota utama yaitu Li.
Beberapa
perbendaan Litium dan senyawanya dibanding logam alkali :
1. Kelarutan senyawa karboner, fluorida, hidroksida, dan
fosfatnya rendah.
2. Kemampuan membentuk Nitrida (LI3N).
3. Pembentuk oksida normal (LI2O), Bukan peroksida atau
superoksida.
4. Jika dipanaskan, terkadi pengunraian senyawa karbonat
dan hidroksidanya menjadi oksida.
Dalam golongan logam alkali,
perbedaan ini disebabkan oleh tingginya rapat muatan (yaitu nisbah muatan kation
terhadap jari-jari kation) pada Li+ dibanding ion logam alkali lainnya.
Ion logam IIA, suit direduksi
menjadi logam bebas, karena harga potensial reduksinya besar dan negatif.
Senyawa-senyawa logam alkali tanah sebagaimana telah diuraikan kation alkali
tanah mempunyai rapatan muatan positif yang tinggi. Apabila tergantung dengan
anion tertentu, kation tersebut akan memberi energi kisi yang tinggi dan
garam-garamnya dapat sedikit larut atau tidak larut dalam air (Raip H
Pertucci.1993:51-53, 96-106).
VI.
ALAT DAN BAHAN
1.
Uji
nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah
a.
Alat
Ø
Tabung
reaksi 6 buah
Ø
Kawat
nikrom
Ø
Nyala
bunsen
Ø
Rak
b.
Bahan
Ø
Larutan
BaCl2 0.5 M
Ø
Larutan
CaCl2 0.5 M
Ø
Larutan
LiCl 0.5 M
Ø
Larutan
KCl 0.5 M
Ø
Larutan
NaCl 0.5 M
Ø
Larutan
SrCl 0.5 M
Ø
Larutan
HCl 12 M pekat
2. Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah
a.
Alat
Ø
Tabung
Ø
Lembar
laporan
b.
Bahan
Ø
1
ml larutan amonium karbonat 0.5 M
Ø
2
ml larutan barium, kalsium, litium, kalium, natrium dan strontium
Ø
I
ml larutan amonium fosfat 0.5 M
Ø
Air
suling
3. Reaksi-reaksi halida
a. Alat
Ø
Tabung
reaksi 3 buah
b. Bahan
Ø
NaCl
0,5M, NaBr 0,5M, NaI 0,5M
Ø
1
ml karbon tetraklorida
Ø
1
ml air klorin
Ø
5
tetes asam nitrat encer
4. Analisis larutan anu
a. Alat
Ø
Tabung
reaksi 3 buah
b. Bahan
Ø
Larutan
anu (x)
Ø
1
ml amonium karbonat
Ø
1
ml amonium sulfat
Ø
1
ml amonium fosfat
Ø
1
ml larutan anu (y)
Ø
1
ml karbon tetrakorida
Ø
1
ml air klorin
Ø
Setetes
asam nitrat
V.
PROSEDUR KERJA
A. Uji
Nyala untuk Unsur Alkali dan Alkali Tanah
Masing-masing 2 ml larutan BaCl2 0,5M,
NaCl 0,5M, LiCl 0,5M, KCl 0,5M, CaCl2 0,5M, dan SrCl 0,5M
|
-
Dimasukkan
masing-masing kedalam tabung reaksi
Kawat Nikrom
|
-
Dipanaskan
pada bagian biru nyala bunsen
-
Dicelupkan
pada larutan Barium
-
Dibersihkan
kawat kedalam larutan HCl pekat (12M) & panaskan sampai merah
-
Ulangi
uji nyala untuk larutan Kalsium, Litium, Kalium, Natrium, dan Strontium
Hasil Pengamatan
|
B. Reaksi-Reaksi
Unsur Alkali dan Alkali Tanah
BaCl2 0,5M
|
CaCl2 0,5M
|
LiCl 0,5M
|
KCl 0,5M
|
NaCl 0,5M
|
SrCl 0,5M
|
-
Ditambah
1 ml larutan amonium karbonat 0,5M
Hasil Pengamatan
|
-
Tabung
reaksi dibilas dengan air suling
BaCl2 0,5M
|
CaCl2 0,5M
|
LiCl2 0,5M
|
KCl 0,5M
|
NaCl 0,5M
|
SrCl 0,5M
|
-
Ditambah
1 ml larutan amonium fosfat 0,5 M
Hasil Pengamatan
|
-
Tabung
reaksi dibilas dengan air suling
BaCl2 0,5M
|
CaCl2 0,5M
|
LiCl2 0,5M
|
KCl 0,5M
|
NaCl 0,5M
|
SrCl 0,5M
|
-
Ditambah
1 ml larutan amonium sulfat 0,5 M
Hasil Pengamatan
|
C. Reaksi-Reaksi
Halida
1 ml larutan NaCl 0.5M
|
1 ml larutan NaBr 0.5M
|
1 ml larutan NaI 0.5M
|
-
Ditambahkan
1ml karbon tetraklorida, 1ml air klorin dan 5tetes asam nitrat encer (6M)
-
Kocok
setiap tabung
Hasil Pengamatan
|
D. Analisis
larutan Anu
Larutan Anu (x)
|
-
Dilakukan
uji nyala
-
Dicatat
hasil pengamatan
-
Dimasukkan
kedalam 3 tabung reaksi dan tambahkan
1 ml amonium karbonat
|
1 ml amonium fosfat
|
1 ml amonium sulfat
|
-
diamati
Hasil Pengamatan
|
VI.
DATA PENGAMATAN
A.
Uji
Nyala Unsur Alkali dan Alkali Tanah
No.
|
Zat
|
Warna Nyala
|
Keterangan
|
1.
|
CaCl2
|
Merah
|
Alkali Tanah
|
2.
|
BaCl2
|
Kuning
|
Alkali Tanah
|
3.
|
SrCl2
|
Merah
|
Alkali Tanah
|
4.
|
KCl
|
Ungu
|
Alkali
|
5.
|
NaCl
|
Orange
|
Alkali
|
6.
|
LiCl
|
-
|
-
|
B.
Reaksi-Reaksi
Unsur Alkali dan Alkali Tanah
No.
|
Zat
|
Pereaksi
|
EDP
|
TR
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
CaCl2
BaCl2
SrCl2
KCl
NaCl
LiCl
|
(NH4)2CO3
|
ü
|
-
|
ü
|
-
|
|||
ü
|
-
|
|||
-
|
ü
|
|||
-
|
ü
|
|||
-
|
-
|
|||
No.
|
Zat
|
Pereaksi
|
EDP
|
TR
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
CaCl2
BaCl2
SrCl2
KCl
NaCl
LiCl
|
(NH4)3PO4
|
ü
|
-
|
ü
|
-
|
|||
ü
|
-
|
|||
-
|
ü
|
|||
-
|
ü
|
|||
-
|
-
|
|||
No.
|
Zat
|
Pereaksi
|
EDP
|
TR
|
1.
|
CaCl2
|
(NH4)2SO4
|
ü
|
-
|
2.
|
BaCl2
|
ü
|
-
|
|
3.
|
SrCl2
|
ü
|
-
|
|
4.
|
KCl
|
-
|
ü
|
|
5.
|
NaCl
|
-
|
ü
|
|
6.
|
LiCl
|
-
|
-
|
C.
Reaksi-Reaksi
Halida
No.
|
Zat
|
Warna Nyala
|
1.
|
NaCl + Cl2
|
Bening
|
2.
|
NaBr + Cl2
|
Orange kekuningan
|
3.
|
NaI + Cl2
|
Merah
|
D.
Analisis
larutan Anu
a.
Zat
X
·
Warna
nyala zat X = ungu
·
X
+ (NH4)2CO3 à TR
·
X
+ (NH4)3PO4 à TR
·
X
+ (NH4)2SO4 à TR
Kesimpulan : Zat ini adalah KCl
b.
Zat
Y
Zat
Y + CCl4 + HNO3 à Ada Endapan
Warna
Lapisan CCl4 = merah bata
Kesimpulan
: Zat ini adalah NaI
VII.
PEMBAHASAN
A.
Uji
Nyala untuk Unsur Alkali dan Alkali Tanah
Unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah merupakan
unsur yang sangat reaktif. Unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah juga
memberikan warna yang berbeda pada nyala api. Uji nyala biasanya digunakan
untuk mengidentifikasikan unsur alkali dan alkali tanah. Elektron dalam atom
dapat berpindah dari kulit yang satu ke kulit yang lain. Bila elektron
berpindah dari kulit yang lebih rendah akan terjadi pelepasan energi dalam
bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu. Jika radiasi
tersebut dalam sinar tampak, maka akan terihat warna.
Berikut ini hasil pengujian warna nyala pada
unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah yang telah dilakukan.
·
Golongan
alkali dan warna nyala
1.
KCl : Ungu
2.
NaCl : Orange
3.
LiCl : Tidak dipraktikumkan
·
Golongan
alkali tanah dan warna nyala
1.
CaCl2 : Merah
2.
BaCl2 : Kuning
3.
SrCl2 : Merah
Berdasarkan
hasil percobaan diatas, pengujian warna nyala pada unsur-unsur golongan alkali
dan alkali tanah sesuai dengan teorinya kecuali unsur golongan alkali NaCl yang
berwarna Orange, karena warna NaCl sebenarnya adalah Kuning. Hal ini disebabkan
kurang telitinya dalam melihat warna yang tampak pada nyala (bunsen).
B.
Reaksi-Reaksi
Unsur Alkali Tanah
Dari percobaan reaksi-reaksi alkali tanah dengan (NH4)2CO3,
(NH4)3PO4, dan (NH4)2SO4.
Pada umumnya reaksi dengan alkali tanah terdapat endapan, hal ini disebabkan
hasil kali kelarutan ion alkali tanah > ion-ion alkali. Sedangkan
unsur-unsur golongan alkali tidak terjadi endapan pada reaksi tersebut.
a.
Reaksi-reaksi
unsur alkali dan alkali tanah yang berekasi dengan (NH4)2CO3
·
Unsur
Golongan Alkali
KCl
+ (NH4)2CO3 à TR (Tidak mengalami pengendapan atau tidak terjadi
reaksi)
NaCl
+ (NH4)2CO3 à TR (Tidak mengalami pengendapan atau tidak terjadi
reaksi)
LiCl
+ (NH4)2CO3 à tidak diprktikumkan
·
Unsur
Golongan Alkali Tanah
CaCl2
+ (NH4)2CO3 à CaCO3 + 2NH4Cl (mengendap)
BaCl2
+ (NH4)2CO3 à BaCO3 + 2NH4Cl (mengendap)
SrCl2
+ (NH4)2CO3 à SrCO3 + 2NH4Cl (mengendap)
b.
Reaksi-reaksi
unsur alkali dan alkali tanah yang berekasi dengan (NH4)3PO4
·
Unsur
Golongan Alkali
KCl
+ (NH4)3PO4 à TR (Tidak mengalami pengendapan atau tidak terjadi
reaksi)
NaCl
+ (NH4)3PO4 à TR (Tidak mengalami pengendapan atau tidak terjadi
reaksi)
LiCl
+ (NH4)3PO4 à tidak dipraktikumkan
·
Unsur
Golongan Alkali Tanah
3CaCl2
+ 2(NH4)3PO4 à Ca3(PO4)2 + 6NH4Cl
(mengendap)
3BaCl2
+ 2(NH4)3PO4 à Ba3(PO4)2 + 6NH4Cl
(mengendap)
3SrCl2
+ 2(NH4)3PO4 à Sr3(PO4)2 + 6NH4Cl
(mengendap)
c.
Reaksi-reaksi
unsur alkali dan alkali tanah yang berekasi dengan (NH4)2SO4
·
Unsur
Golongan Alkali
KCl
+ (NH4)2SO4 à TR (Tidak mengalami pengendapan atau tidak terjadi
reaksi)
NaCl
+ (NH4)2SO4 à TR (Tidak mengalami pengendapan atau tidak terjadi
reaksi)
LiCl
+ (NH4)2SO4 à tidak dipraktikumkan
·
Unsur
Golongan Alkali Tanah
BaCl2
+ (NH4)2SO4 à BaSO4 + 2NH4Cl (mengendap)
CaCl2
+ (NH4)2SO4 à CaSO4 + 2NH4Cl (mengendap)
SrCl2
+ (NH4)2SO4 à SrSO4 + 2NH4Cl (mengendap)
Berdasarkam data
tabel hasil pengamatan, maka terdapat kesamaan sifat unsur-unsur, yaitu
kesamaan sifat unsur-unsur segolongan, misalnya : pada unsur alkali, yaitu K,
Na, dan Li yang tidak terjadi reaksi oleh larutan (NH4)2CO3,
(NH4)3PO4, dan (NH4)2SO4.
dan pada unsur-unsur alkali tanah, unsur yang direaksikan dengan (NH4)2CO3,
(NH4)3PO4, dan (NH4)2SO4
menghasilkan endapan dan dapat bereaksi, kecuali Be dan Mg, bereaksi terus
menerus dalam udara sampai seluruhnya diubah menjadi oksida, hidroksida, dan
karbonat. Namun K, Na, Li, Ba, Sr dan Ca. Setelah dipraktikumkan, tidak semua
hasil sama dengan teori, mungkin disini terjadi kesalahan pada saat percobaan.
C.
Reaksi-Reaksi
Halida
Reaksi-reaksi halida yang diujikan pada percobaan ini
adalah NaCl, NaBr, dan NaI, terlebih dahulu senyawa-senyawa tersebut diubah
menjadi ion.
NaCl
à Na+ + Cl-
NaBr
à Na+ + Br-
NaI
à Na+ + I-
Br- dan I- dapat dideteksi
melalui reaksi dengan Cl2 dan Cl2 bereduksi menjadi Cl-,
sedangkan Br- atau I- teroksidasi menjadi Br2 atau
I2. Br2 atau I2 diekstrasi dari larutan berair
dengan pelarut asam nitrat (HNO3) sehingga dihasilkn Br2 terbentuk
endapan berupa kekuningan pada bagian atas dan bening pada lapisan bawahnya.
Warna bening pada lapisan bawah tersebut adalah hasil reaksi dari CCl4.
Lapisan atas merupakan reaksi air klorin, sedangkan lapisan bawah merupakan
reaksi dari halida.
·
Sifat-sifat
halogen
Dari
atas kebawah jari-jari atomnya bertambah besar, titik didih dan lelehnya
semakin besar.
·
Sifat-sifat
unsur halida
a.
Klorin
(Cl)
Klorin
dalam air berwarna hijau muda. Klorin dengan gas hidrogen bereaksi cepat dan
jika unsur ultraviolet akan terjadi ledakan karena terjadi reaksi berantai,
klorin dalam air tidak melarut sempurna dan reaksinya lambat.
b.
Bromin
(Br)
Bromin
dalam air berwarna coklat kemerahan. Dengan gas hidrogen bereaksi lambat.
Bromin dalam air tidak melarut sempurna dan reaksinya lambat.
c.
Iodin
(I)
Iodin
didalam air berwarna coklat. Dengan gas hidrogen bereaksi lambat.
D.
Analisis
Larutan X dan Y
Pada zat X, praktikum menyatakan bahwa larutan X
adalah larutan Kalium Klorida (KCl), karena tidak ada yang mengalami endapan.
Sedangkan pada zat Y, praktikum menyatakan bahwa larutan Y adalah larutan NaI,
Karena warna lapisan CCl4 adalah merah bata.
VIII.
DISKUSI
A.
Uji
Nyala Unsur Alkali dan Alkali Tanah
Berdasarkan percobaan uji nyala unsur alkali dan
alkali tanah yang dilakukan warna nyala yang didapat sama dengan literatur, kecuali
NaCl yang berwarna Orange. Berikut ini warna nyala berdasarkan percobaan dan
literatur.
Unsur
|
Uji Nyala pada Percobaan
|
Uji Nyala pada Teori
|
NaCl
|
Orange
|
Kuning
|
KCl
|
Ungu
|
Ungu
|
BaCl2
|
Kuning
|
Kuning
|
CaCl2
|
Merah
|
Merah
|
SrCl2
|
Merah
|
Merah
|
B.
Reaksi-Reaksi
Unsur Alkali dan Alkali Tanah
Pada percobaan reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali
tanah menggunakan pereaksi (NH4)2CO3, (NH4)3PO4,
dan (NH4)2SO4 hasilnya adalah unsur alkali
tidak mengalami reaksi atau tidak terjadi endapan, sedangkan unsur alkali tanah
direaksikan dengan menggunakan pereaksi (NH4)2CO3,
(NH4)3PO4, dan (NH4)2SO4
hasilnya adalah mengalami pengendapan (EDP), hanya saja terjadi kesalahan
pada KCl pada saat melakukan percobaan, karena kurang ketelitian, yaitu KCl
mengalami pengendapan. Hubungan dengan Ksp:
Ø
Jika
hasil kali konsentrasi ion-ion lebih besar dari Ksp elektrolit, maka larutan
lewat jenuh, akibatnya elektrolit, akibatnya elektrolit itu akan mengendap.
Ø
Jika
hasil kali konsentrasi ion-ion lebih kecil dari Ksp elektolit, maka larutan
belum jenuh. Artinya elektrolit itu masih dapat larut dan masih dapat ditambah
Sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur alkali tanah
memiliki harga Ksp yang lebih kecil dari hasil kali konsentrasi ion-ion. Sedangkan
unsur-unsur alkali tanah memiliki harga Ksp lebih besar dari hasil kali
konsentrasi ion-ion.
C.
Reaksi-Reaksi
Halida
Dalam percobaan reaksi-reaksi halida yang melibatkan
salah satu logam alkali yaitu Natrium, yang mana unsur logam ini cenderung
mengalami oksidasi (melepas elektron), sehingga semua logam mempunyai sifat
reduktor. Ada logam yang bersifat reduktor lemah. Sebagai contoh NaCl + C6H4
+ HNO3 + Cl. Natrium dapat bereaksi dengan larutan asam, sebab
Na terletak disebelah kiri H.
Garam halida dan alkali dan alkali tanah dapat
bereaksi dengan halogen yang lebih bersifat pengoksidasi, sehingga terbentuk
halogen dari halida tersebut. Urutan kekuatan pengoksidasi adalah F2
> Cl2 > Br2 > I2 . F2 dapat
mengoksidasi Cl- menjadi Cl2 dan Cl2 dapat
mengoksidasi Br- menjadi Br2 dan seterusnya. Sedangkan Br2
tidak dapat mengoksidasi Cl- menjadi Cl2. Berikut
hasil warna yang didapat :
No.
|
Zat
|
Warna larutan Heksana
|
1.
|
NaCl + Cl2
|
Lapisan atas bening, lapisan bawah agak kuning
|
2.
|
NaBr + Cl2
|
Lapisan atas orange kekuningan, lapisan bawah bening
|
3.
|
NaI + Cl2
|
Lapisan atas ungu kemerahan, lapisan bawah merah
|
D.
Analisis
Larutan X dan Y
Dengan mengamati uji nyala unsur alkali dan alkali
tanah, kemudian zat X dilakukan uji nyala dan warna nyalanya ungu lalu dicampur
dengan larutan (NH4)2CO3, (NH4)3PO4,
dan (NH4)2SO4 tidak mengalami pengendapan. Dan
ternyata dapat disimpulkan zat ini adalah Kalium Klorida (KCl). Sedangkan pada
zat Y pada saat ditambahkan CCl4 dan HNO3 terjadi endapan
(EDP) dan warna lapisan CCl4 adalah merah bata, maka dapat disimpulkan
bahwa zat Y ini adalah berupa NaI.
IX.
PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1.
Apakah
reaksi nyala saja yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi unsur? Jelaskan!
Jawab :
Tidak,
karena Uji Nyala adalah salah satu ciri khas dari suatu unsur. Unsur yang fereksitasi
karena pemanasan merupakan salah satu ciri khas dari suatu unsur yang akan
memancarkan spektrum emisi yang teramati sebagai pancaran cahaya dengan warna
tertentu. Namun untuk memperoleh kepastian dan keakuratan unsur tidak dapat
diidentifikasikan melalui uji nyala saja karena hal ini dapat menimbulkan
kekeliruan zat-zat yang hampir sama warnanya dalam satu golongan maupun beda
golongan. Oleh karena itu, selain uji nyala dapat dilakukan reaksi pengendapan,
reaksi halida, maupun reaksi lain untuk memperoleh hasil yang lebih pasti.
2.
Mengapa
reaksi air klorin dengan NaCl, NaBr, dan NaI memberikan hasil yang berbeda?
Jawab :
Karena
setiap unsur halogen memiliki tingkat pengoksidasi yang berbeda-beda. Daya
pengoksidasi halogen dari unsur paling atas kebawah semakin kecil sehingga
halogen yang diatas dapat mengoksidasi
halida bagian bawah, tetapi tidak sebaliknya.
3.
Mengapa
unsur golongan IA memberikan hasil yang berbeda dengan golongan IIA pada
percobaan B1, B2, dan B3?
Jawab :
Karena
unsur golongan IA lebih reaktif dari unsur golongan IIA, sehingga pada
percobaan unsur golongan IIA memiliki kerapatan yang lebih tinggi daripada IA
sehingga mudah mengendap.
X.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan
dan pengamatan, maka kita bisa simpulkan beberapa hal :
1.
Pada
Tabel Periodik, tiap unsur terletak pada golongan dan periode tertentu,
sehingga ada kelompok yang mempunyai kesamaan sifat, seperti unsur-unsur yang
terletak dalam satu golongan memiliki kesamaan sifat.
2.
Uji
nyala unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah. Warna nyala unsur-unsur
golongan alkali (IA) yaitu : Li (merah), Na (kuning), K (Ungu), Rb (merah), dan
Cs (Biru). Warna nyala unsur golongan alkali tanah (IIA) yaitu : Mg (putih), Ca
(merah), Sr (merah tua), dan Ba (hijau).
3.
Air
klorin bereaksi dengan ion Br- dan I- dengan membentuk
endapan, pada Br- terbentuk endapan berwarna orange kekuningan pada
lapisan atas, pada I‑ terbentuk endapan berwrna ungu kemerahan pada
lapisan atas. Sedangkan air klorin tidak bereaksi dengan ion Cl-
sehingga pada uji coba hanya terbentuk lapisan berwarna bening dan agak keruh.
4.
Zat
X yang teridentifikasi oleh praktikan dari hasil percobaan adalah KCl dan zat Y
adalah NaI.
XI.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia. 1993. Penuntun
Dasar-Dasar Kimia. Jakarta : Depdikbud
Epinur,
dkk. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.
Jambi : Universitas Jambi
Oxtoby, David. 2003. Prinsip Kimia
Modern. Jakarta : Erlangga
Petrucci, Raip. 1993. Prinsip
Terapan Kimia. Jakarta : Erlangga
Soetopo. 1990. Prinsip Terapan
Kimia. Jakarta : Yudistira
Sukardjo.
1990. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar