Minggu, 20 November 2016

SKALA pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR



PERCOBAAN VIII
I.                  JUDUL
SKALA pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR
II.               HARI / TANGGAL
SELASA , 12 MARET 2014
III.           TUJUAN
1.      Membuat larutan standar asam dan basa dalam berbagai konsentrasi.
2.      Mengukur pH larutan dengan berbagai indikator.
3.      Memilih indikator yang sesuai dengan pH.
4.      Mengukur pH larutan dengan pH meter.
IV.           PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1.      Fenolftalein adalah salah satu indikator yang lazim. Bagaimana warnanya dalam larutan asam? dalam larutan basa?
Jawab:
·         Dalam larutan asam : Tidak bewarna (bening)
·         Dalam larutan basa  : Merah
2.      Apa yang dimaksud dengan pH? Berapa pH larutan netral?
Jawab:
·         pH adalah parameter yang menunjukkan keasaman atau kebasaan suatu zat yang dinyatakan dengan konsentrasi H+
Rumus pH adalah  pH = - log H+
·         pH netral adalah 7
3.      Apabila 0,01 mol HCl ada dalam 10 liter larutan, berapa molaritasnya, berapa konsentrasi H+ , dan berapa pH-nya?
Jawab:
            Dik: mol HCl  = 0,01 mol
                    Volume   = 10 liter
HCl                  H+ + Cl-
            Dit: a.  M
                   b.  [H+]
                   c.  Ph
            Dijawab :
a.       M HCl =
M HCl =   = 0,001 M = 10-3 M
b.      [H+] = M   valensi asam
[H+] = 10-3 M   1
[H+] = 10-3 M 
c.       pH = -log [H+]
pH = -log10-3 M
pH = 3
4.      Bagaimana hubungan [H+] dengan [OH-] dalam larutan air, jika [H+] = 10-4 M
Jawab :
H2O              H+ + OH-
Kw        = [H+]   [OH-]
Kw      = [10-4] [OH-]
[OH-]  =   10-14
                                    10-4
[OH-]  = 10-10 M
V.               LANDASAN TEORI
Asam ( sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang apabila dimasukkan atau dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Ada beberapa teori asam dan basa, yaitu:
a.       Menurut Arrhenius
Arrhenius mendefinisikan bahwa asam adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+. Sedangakan basa adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH- .
HCl + H2O        H+ + Cl ­- + H2O
NH4OH             NH4 + OH-
Teori Arrhenius inimemiliki kelemahan, yaitu teori ini hanya terbatas pada larutan dengan pelarut air, walaupun asam dan basa sebenarnya juga terdapat pada larutan dengan pelarut bukan air. Sifat asam dan basa suatu larutan bergantung pada nilai relatif = [H3O +] dan [OH-].
Bila [H3O +] < [OH-] maka larutan bersifat basa, sedangkan jika [H3O +] = [OH-] maka larutan bersifat netral, dan jika [H3O +] > [OH-] maka larutan bersifat asam (Tony, Bird.1985: hal 241-243).
b.      Menurut BrÆnsted- Lowry
Menurut BrÆnsted dan Lowry, asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton (H+) kepada senyawa lain dan disebut dengan donor proton, sedangakan basa adalah senyawa yang menerima proton (H+) dari senyawa lain dan disebut dengan akseptor proton.
Dengan menggunakan konsep tersebut, dapat ditentukan suatu zat bersifat asam atau bersifat basa dengan melihat kemampuan zat tersebut dalam serah-terima proton dalam larutan. Dalam hal ini pelarut tidak terbatas pada pelarut air saja, tetapi pada pelarut non air yang sering dijumpai di laboratorium seperti, alkohol, amoniak cair, dan eter.
Secara umum teori asam basa BrÆnsted dan Lowry berlaku hal berikut.
 

asam    +          basa      ->           basa konjugasi     +          asam konjugasi


Contoh asam basa menurut BrÆnsted- Lowry
No.
Asam+Basa                             Basakonjugasi+Asamkonjugasi
1.
HNO3  +NH3                           NO3­­­-+NH4+
2.
H2O+S2-                                  OH-+HS-
3.
HCl+CH3NH2                           Cl-+CH3NH3
4.
CH3COOH+CH3NH2             CH3COO-+H3O-
5.
NH4++OH-                              NH3­­­+H2O

c.       Menurut Lewis
Pada tahun 1923, Gillbert Newton Lewis mengemukakan konsep tentang asam dan basa. Asam adalah senyawa yang dapat menerima pasangan elektron dari senyawa lain sehingga membentuk pasangan kovalen koordinat. Contohnya BF3, FeCl3, dan AlCl3 menunjukkan sifat asam dalam reaksi. Basa adalah senyawa yang dapat memberi pasangan elektron. Contohnya NH3, H2O, dan CN- menunjukkan sifat basa dalam reaksi.
Reaksi asam basa menurut Lewis sebagai berikut.
            F                           H                                    F       H
   F    B                 +       N       H                 F       N       B       H
          F                           H                                    F       H
     Asam Lewis                              Basa Lewis                                        Komplek Asam Basa
(menerima pasangan          (memberi pasangan
       elektron)                                 elektron)
Rumus Bangunnya:

          F                                    H                          F       H


F       B       +                 N       H                F       B       N       H


          F                                    H                          F       H
                                                                        Ikatan Kovalen Rangkap
            Perbandingan teori asam-basa Arrhenius, BrÆnsted- Lowry, dan Lewis dapat dilihat dari tabel berikut:
Teori
Arrhenius
BrÆnsted- Lowry
Lewis
Asam
Menghasilkan ionH+
Dalam air
Donor proton
(memberikan proton)
Menerima pasangan
elektron
Basa
Menghasilkan ion OH- dalam air
Akseptor proton
(menerima proton)
Memberikan pasangan elektron
Penetralan
Pembentukan air
Perpindahan proton
Pembentukan ikatan kovalen koordinat
Reaksi
H+(aq)  + OH- (aq)      H2O(l)
HA + B         BH+ + A-
as     bs           as       bs
A + B         A         B
(Sukardjo.2009:213-215)

            Menurut penelitian yang akurat, diketahui bahwa air (H2O) ternyata memiliki sedikit sifat elektrolit. Artinya air dapat juga terionisasi menghasilkan ion H+ dan OH- , dengan harga a yang sangat kecil sekali, yaitu 32 ´ 10 -8.
H2O              H+ + OH-
Perhitungan yang sangat cermat menunjukkan bahwa dalam 1 liter air murni terdapat ion H+ dan OH- masing-masing menunjukkan sebanyak 0,0000001 mol atau 10-7 mol.
[H+]   =   [OH-] = 10-7 M
Hasil kali [H+] dan [OH-] dalam air selelu konstan disebut tetapan air (Kw).
                        Kw    = [H+] [OH-]
Jika ke dalam air kita larutkan asam, maka asam tersebut akan melepas ion H+. Akibatnya [H+] dalam air akan bertambah dan [OH-] dalam air akan berkurang.
[H+]  >  10-7  M                        [OH-]  <  10-7 M
Sebaliknya jika ke dalam air kita masukkan larutan basa, maka basa tersebut akan melepaskan ion OH-. Halini berarti [OH-] akan bertambah dan [H+]  akan berkurang.
[H+]  <  10-7 M                         [OH-]  >  10-7 M
Larutan netral              :           [H+]  =  10-7 M
Larutan asam               :           [H+]  >  10-7 M
Larutan basa                :           [H+]  <  10-7 M

Jadi, besarnya [H+] dalam suatu larutan dapat digunakan untuk menyatakan apakah larutan itu netral, atau basa.
                        Pada tahun 1909 Sorenson mengemukakan persamaan :
pX       =   - log X
Dengan demikian kita mendapatkan : pH      =   - log [H+]
                        pOH    =    - log [OH-]
                        pKw    =    - log Kw
                        pKa     =    - log Ka
                        pKb     =    - log Kb
Kw      = [H+] [OH-] = 10-14
log Kw                        = log [H+] + log [OH-] = -14
-log Kw          = - log [H+] - log [OH-] = 14
pKw                =    pH +   pOH   =   14
Makin rendah (kecil) harga pH, larutan makin bersifat asam. Sebaliknya, makin tinggi (besar) harga pH, larutan makin bersifat basa (Nana Sutresna.1984: 205-207).

pH berasal dari bahasa Inggris ( power of hydrogen). Dari segi matematik, huruf sudah disepakati sebagai lambang dari negatif logaritma dari bilangan dasar 10.                P = -10 log
Untuk [OH-] dan Kw dapat pula diambil bilangan ; hasil logaritma bilangan dasar 10 yaitu:
pOH = - log [OH-]     dan      pKw = - log Kw
Hubungan negatif logaritma antara Kw, H+ dan OH- :
Kw    = [H+] [OH-]
-log Kw = - log [H+] [OH-]
karena pada suhu 25  Kw = 10-14
-log 10-14 = - log [H+] +(-log [OH-] )
14 =  pH +   pOH (Akhril,Agus.1939 : 74).
Untuk mengetahui sifat asam atau basa suatu zat tidak dapat dilkukan langsung dengan mencicipi atau memegangnya. Mencicipi atau memegang zat secara langsung sangat bebahaya. Contohnya asam sulfat H2SO4, yang dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai accu zuur (air aki). Bila tangan atau kulit terkena asam sulfat, akan melepuh seperti luka bakar dan bila mata terkena asam sulfat akan buta. Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam atau basa suatu zat adalah dengan menggunakan zat petunuk yang disebut indikator. Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berbeda warna jika berada dalam lingkungan asam atau lingkungan basa (Sukardjo. 2009 :179).

Indikator asam basa biasanya dibuat dalam bentuk larutan. Dalam titrasi asam basa, sejumlah kecil larutan indikator ditanbahkan kedalam larutan yang ditritasi dalam bentuk lain kemudian dikeringkan. Jika kertas ini dibasahi dengan larutan yang sedang diuji, terjadi warna yang dapat digunakan sebagai penentu pH larutan. Kertas ini disebut kertas pH.
Indikator asam basa umumnya digunakan jika penentuan pH yang diteliti tidak terlalu dipikirkan.Namun pengukuran pH yang paling tepat dilakukan adalah dengan alat ukur yang disebut pH meter (Petrucci.1987 : 309).

Indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya dalam asam maupun basa berbeda. Tidak semua indikator berubah warnanya pada pH yang sama. Perubahan warna indikator bergantung pada [H+] dalam larutan keasaman atau kebasaan suatu larutan. Berikut tabel perubahan warna dengan interval pH dari berbagai indikator.
No.
Indikator
Interval pH
Perubahan Warna
1
Metil Ungu
0,2 - 3,0
Kuning -Ungu
2
Timol Biru
1,2 -2,8
Merah - Kuning
3
Metil Jingga
3,1 - 4,4
Merah - Jingga -Kuning
4
Bromfenol Biru
3,0 - 4,6
Kuning -Biru - Ungu
5
Bromkresol Hijau
3,0 - 5,0
Biru - Merah
6
Kongo merah
3,8 - 5,4
Kuning - Biru
7
Metil Merah
4,4 - 6,2
Merah - Kuning
8
Bromkresol merah hijau
5,2 - 6,8
Kuning - Merah Jambu
9
Lakmus
4,5 - 8,5
Merah- Biru
10
Brontimol Biru
6,0 - 7,6
Kuning - Biru
11
Fenol merah
6,8 - 8,2
Kuning - Merah
12
Timol Biru
8,0 - 9,6
Kuning - Biru
13
Fenolftalein
8,3 - 10,0
Tak Bewarna - Merah
14
Timolftalein
9,3 - 10,5
Kuning - Biru
15
Alizarin Kuning
10,0 - 12,0
Kuning - Merah
16
Indigokarmin
11,4 - 13,0
Biru - Kuning
17
Trinitrobenzena
12,0 - 14,0
Tak Bewarna- Jingga
(Tim Penyusun Kimia Dasar I . 2013: 57).
·         Pengukuran pH Larutan dengan indikator
a.       Indikator Tunggal
Indikator kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru fungsinya hanya untuk membedakan larutan yang dituju itu bersifat asam atau basa. Indikator lainnya seperti Fenolftalein, Metil Jingga, Metil Merah, dan Brontimol Blue dapat memberikan trayek perubahan warna indikator tersebut.
b.      Indikator Universal
Dengan kertas indikator universal, kita dapat mengetahui pH larutan tersebut dengan cara mencelupkan sepotong indikator universal kedalam larutan. Perubahan warna kertas indikator tersebut dicocokkan dengan tabel warna yang mempunyai trayek pH dari 0 sampai 14.
c.       pH Meter
pH meter adalah suatu alat yang dapat digunakan sebagai pengukur pH larutan. pH meter memiliki elektroda jika dicelupkan ke dalam larutan dapat mengukur ion hidrogen. Nilai pH larutan terlihat pada skala pH meter. Pengukuran pH  larutan dengan menggunakan pH meter lebih akurat dibandingkan dengan indikator lainnya (Horale, 2004 :37-39).
VI.           ALAT DAN BAHAN
a.       Alat
Tabung Reaksi                        Pipet Tetes
Batang Pengaduk                    Elektrode / pH Meter
Pembakar Bunsen                   Korek Api
Gelas Piala
b.      Bahan
HCl 0.01 M                             Meti Merah
Aquades                                  Metil Jingga
NaOH 0,01 M                         Alizarin Kuning
Fenolftalein                             Metil Ungu
Kongo Merah                          Timol Biru
Brontimol Biru                        Larutan Cuka
Sari Buah Jeruk                       Aspirin
Minuman Berkarbonat            Amonia
Detergen Cair
VII.        PROSEDUR KERJA
A.    Daerah Asam pH 2 sampai 6
Larutan standar HCl 0,01 M (pH=2)
                        Dimasukkan dalam tabung reaksi
                        Diambil 1 M
Diencerkan dengan 9 mL air suling yang sudah dididihkan
Diaduk pelan-pelan
Larutan HCl pH=3
                        Diambil 1 mL
                        Dimasukkan ke dalam tabung reaksi ke-2
Diencerkan dengan9 mL air suling yang sudah dididihkan
                        Diaduk pelan-pelan
Larutan HCl pH=4
                        Dengan cara yang sama dibuat larutan pH 5 dan 6
Hasil
B.     Daerah Netral pH 7
Air yang telah dididihkan
                        Dimasukkan dalam tabung reaksi
Hasil
C.     Daerah basa pH 8-12
NaOH 0,01 M (pH=12)
                        Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Diencerkan 1mL dengan 9  mL air yang telah dididihkan
                                                Diaduk
Larutan NaOH pH = 11
                                                Dengan cara yang sama dibuat pH 10, 9, dan 8
1 mL setiap larutan dibuat bagian   A, B,dan C
                                                Diberi label setiap larutan sesuai pH
Diteteskan 1 tetes indikator pada setiap tabung reaksi sampai berubah warna
Diamati dan dicatat perubahan warna indikator pada setiap pH
Indikator yang digunakan berturut-turut adalah jingga metil, fenolftalein, brontimol biru, alizarin kuning, dan metil merah
Hasil

D.    Penunjuk pH berbagai zat
a.       Larutan cuka (diencerkan 10´)
b.      Sari buah anggur/jeruk
c.       Minuman bikarbonat (diencerkan 50%)
d.      Shampo
e.       Detergen cair ( larutan 5%)
f.       Amoniak untuk keperluan rumah tangga
g.      Soda kue (larutan 10%)
h.      Tablet Aspirin (asam salisilat dilarutkan dalam 200 mL air)
2 mL setiap larutan dimasukkan masing-masing ke dalam tabung reaksi
Ditetesi 2 tetes indikator yang telah disediakan ke dalam masing-masing tabung reaksi
Dibandingkan warnanya dengan larutan standar
Ditentukan pH sesuai warna
Hasil

E.     Penentuan pH dengan menggunakan pH meter
pH Meter
                        Dikalibrasi
                        Elektrode dicelupkan ke dalam larutan standar
                        Dicatat pembacaan pH meter
Hasil


VIII.    DATA PENGAMATAN
pH Standar
Jenis Indikator
Fenolftalein
Kongo Merah
Brontimol Biru
Metil Merah
2
Tak Berwarna
Merah
Biru
Pink
3
Tak Berwarna
Merah
Hijau
Kuning
4
Tak Berwarna
Merah
Biru
Kuning
5
Tak Berwarna
Merah
Biru
Kuning
6
Tak Berwarna
Merah
Biru
Kuning
7
Tak Berwarna
Hitam
Hijau
Pink Muda
8
Tak Berwarna
Hitam
Hijau
Pink
9
Tak Berwarna
Hitam
Hijau
Tak Berwarna
10
Pink
Merah
Biru
Kuning
11
Pink
Merah
Biru
Kuning
12
Pink
Merah
Biru
Kuning
Trayek pH Indikator  Kongo Merah   = 3,8 - 5,4
Trayek pH Indikator  Metil Merah     = 4,4 -6,2
Trayek pH Indikator  Brontimol Biru = 6,0 - 7,6
Trayek pH Indikator  Fenolftalein      = 8,3 - 10,0
No
Nama
Zat/Sampel
Jenis Indikator
Fenolftalein
Kongo Merah
Brontimol Biru
Metil Merah
1
Cuka
Kuning
Ungu Gelap
Kuning Pekat
Merah Muda
2
Pulpy
Kuning Pudar
Hitam
Kuning
Merah Muda
3
Sprite
Tak Berwarna
Hitam
Kuning Pekat
Merah Muda
4
Shampoo
Merah Muda
Merah
Kuning
Merah Muda
5
Sunlight
Hijau
Merah
Hijau Kuning
Kuning Bening
6
Soda Kue
Merah Muda
Merah Darah
Biru Tua
Kuning Pudar
7
Aspirin
Ungu
Merah Darah
Biru
Hijau

pH Standar
Jenis Indikator
Metil Jingga
Alizarin Kuning
Metil Ungu
Timol Biru
2
Merah
Kuning
Ungu
Jingga
3
Jingga
Kuning
Ungu
Kuning
4
Merah
Kuning
Ungu
Orange
5
Merah
Kuning
Ungu
Orange
6
Merah
Kuning
Ungu
Orange
Trayek pH Indikator  Metil Ungu         = 0,2 - 3,0
Trayek pH Indikator  Timol Biru          = 1,2 - 2,8
Trayek pH Indikator  Metil Jingga       = 3,1 - 4,4
Trayek pH Indikator  Alizarin Kuning = 10,0 - 12,0
No
Nama
Zat/Sampel
Jenis Indikator
Metil Jingga
Alizarin Kuning
Metil Ungu
Timol Biru
1
Cuka
Merah
Kuning
Ungu
Biru
2
Pulpy
Jingga
Kuning
Ungu
Orange
3
Sprite
Merah
Orange
Ungu
Kuning
4
Shampoo
Jingga
Kuning
Ungu
Jingga
5
Sunlight
Jingga
Merah
Ungu
Kuning
6
Soda Kue
Orange
Merah
Ungu
Kuning
7
Aspirin
Kuning
Ungu
Ungu
Biru

IX.           HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini dilakukan beberapa percobaan yang terdiri dari 11 jenis larutan yaitu larutan dengan pH 2 sampai pH 12, serta 7 macam jenis sampel yaitu shampoo, soda kue, sprite, cuka , pulpy, sunlight dan aspirin.
Untuk masing-masing larutan dengan pH yang berbeda ( dari pH 2-12) ditetesi dengan 8 macam indikator. Pada percobaan I, pH 2 sampai pH 12 ditetesi dengan 4 macam indikator yaitu, Metil Merah, Brontimol Biru, Kongo Merah, dan Fenolftalein.
Pada percobaan II, pH 2 sampai pH 12 seharusnya ditetesi dengan 4 macam indikator yaitu, Metil Ungu, Alizarin Kuning, Metil Jingga, dan Timol Biru, namun karena praktikan salah mengartikan petunjuk yang diberikan oleh asisten, sehingga larutan yang diuji hanya dari pH 2 sampai pH 6.
Kemudian percobaan I dan II dicatat perubahan warnanya. Setelah masing-masing larutan menunjukkan warna yang berbeda, 7 sampel yang sudah disiapkan tadi juga masing-masing ditetesi dengan 8 indikator diatas, kemudian diamati perubahan warnanya lalu ditentukan pH nya.
a.       Membuat pH 2
Untuk membuat larutan standar dengan pH 2, digunakan larutan HCl 0,01 M dan telah disediakan oleh asisten.
HCl                 H+        +          Cl-
b.      Larutan pH 3
Untuk membuat pH 3, diambil 1 mL larutan HCl 0,01 M kemudian ditambahkan aquades 9 mL, sehingga volumenya manjadi 10 mL.
            M1   V1   =   M2   V2                pH = - log [10-3]
            10-2  1     =   M2    10                     = - log 10-3
                      M2 =   10-3                    pH = 3
c.       Membuat pH 4
1 mL dari pH 3 ditambahkan air hingga volumenya 10 mL
            M1   V1   =   M2   V2                pH = - log [10-4]
            10-3  1     =   M2    10                     = - log 10-4
                      M2 =   10-4                    pH = 4
d.      Membuat pH 5
1 mL dari pH 4 ditambahkan air hingga volumenya 10 mL
            M1   V1   =   M2   V2                pH = - log [10-5]
            10-4  1     =   M2    10                     = - log 10-5
                      M2 =   10-5                    pH = 5
e.       Membuat pH 6
1 mL dari pH 5 ditambahkan air hingga volumenya 10 mL
            M1   V1   =   M2   V2                pH = - log [10-6]
            10-5  1     =   M2    10                     = - log 10-6
                      M2 =   10-6                    pH = 6
f.       Membuat pH 7
Dengan mendidihkan air , dan dimasukkan kedalam tabung reaksi.
g.      Membuat pH 12
Larutan dengan ph 12 telah disediakan oleh asisten dengan menggunakan NaOH 0,01 M.
h.      Membuat pH 11
1 mL dari pH 12 ditambah air hingga volumenya 10 mL
M1   V1   =   M2   V2                pOH = - log [OH-]      pH = 14 - pOH
                        10-2  1     =   M2    10                        = - log 10-3                = 14 - 3
                        M2 =   10-3                              pOH = 3                      pH = 11
Untuk mendapatkan pH 10, 9 dan 8, digunakan cara untuk memperoleh pH 11.
Ketujuh sampel yang diujikan pada percobaan kali ini, yaitu sprite, soda, shampoo, aspirin, cuka, soda kue dan sunlight yang kemudian masing-masing ditetesi 8 indikator, yaitu Metil Merah, Brontimol Biru, Kongo Merah, Fenolftalein, Metil Ungu, Alizarin Kuning, Metil Jingga, dan Timol Biru. Kemudian dicatat perubahan warnanya dan ditentukan pH berdasarkan perubahan warna yang terjadi.
Dari hasil percobaan,dari perubahan warna yang terjadi dapat disimpulkan bahwa shampoo, detergen cair, soda kue, bersifat basa , cuka, pulpy, dan sprite bersifat asam, serta aspirin bersifat netral.


X.               DISKUSI
Pada percobaan ini, larutan yang bersifat asam adalah cuka, pulpy, dan sprite yang mempunyai trayek pH dibawah 7. Aspirin bersifat netral dengan pH 7, sedangkan shampoo, detergen cair, soda kue bersifat basa karena memiliki trayek pH di atas 7. Banyak kesalahan yang tejadi pada percobaan ini, contohnya pada pH 2- 6, pada penambahan Kongo Merah, sesuai dengan teori, perubahan warna yang terjadi adalah Kuning-Biru, namun perubahan yang terjadi adalah warna merah, hal ini tidak sesuai dengan teori.
Kesalahan-kesalahan pada percobaan ini kemungkinan disebabkan karena kadar pH yang dimasukkan tidak sesuai dengan petunjuk atau pada saat memasukkan indikator tidak tepat atau mengenai dinding tabung reaksi atau pula karena tabung reaksi yang digunakan tidak bersih, dapat pula karena kurang teliti dalam pengocokan warna larutan.
XI.           PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1.      Mengapa soda kue bersifat basa? Jelaskan.
Jawab :
Karena pH soda kue diatas 7, maka soda kue tergolong basa.
2.      Setelah anda melakukan percobaan, kelompokkanlah zat pada percobaan D menjadi kelompok Asam , Netral dan Basa.
Jawab :
Shampoo, detergen cair, soda kue, bersifat basa , cuka, pulpy, dan sprite bersifat asam, serta aspirin bersifat netral.
XII.        KESIMPULAN
·         Larutan basa   : pH > 7
Larutan netral  : pH = 7
Larutan asam   : pH < 7          
·         Pengukuran pH dengan indikator dapat dilakukan dengan meneteskan salah satu indikator yang sesuai dan membandingkan larutan tersebut dengan larutan standar yang telah diketahui ph-nya.
·         pH dapat ditentukan dengan berbagai indikatoor. Jika suatu larutan bersifat asam, sebaiknya indikator yang dipakai adalah Metil Jingga, Metil Ungu, BTB, Bromkresol Hijau, Metil Merahdan Bromkresol Merah. Indikator-indikator ini memiliki trayek pH dibawah 7. Namun, jika larutan bersifat basa, maka indikator yang digunakan harus memiliki trayek pH diatas 7, seperti Fenolftalein, Lakmus, Alizarin Kuning.
·         Shampoo, detergen cair, soda kue, bersifat basa.  Cuka, pulpy, dan sprite bersifat asam, serta aspirin bersifat netral.
XIII.    DAFTAR PUSTAKA
Agus, Akhril.1939. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Bird, Tony.1985. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, Ralph.1987. Kimia Dasar. Bogor : Erlangga.
Sukardjo.2009.Kimia SMA/MA. Jakarta : Bailmu.
Sutresna, Nana. 1984. Penuntun Pelajaran Kimia. Bandung : Ganeca Exact Bandung.
Tim Penyusun Praktikum Kimia Dasar. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar . Jambi : Universitas Jambi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar