PERCOBAAN
VIII
I.
JUDUL
SKALA pH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR
II.
HARI
/ TANGGAL
SELASA
, 12 MARET 2014
III.
TUJUAN
1. Membuat
larutan standar asam dan basa dalam berbagai konsentrasi.
2. Mengukur
pH larutan dengan berbagai indikator.
3. Memilih
indikator yang sesuai dengan pH.
4. Mengukur
pH larutan dengan pH meter.
IV.
PERTANYAAN
PRA PRAKTEK
1. Fenolftalein
adalah salah satu indikator yang lazim. Bagaimana warnanya dalam larutan asam?
dalam larutan basa?
Jawab:
·
Dalam larutan asam : Tidak bewarna (bening)
·
Dalam larutan basa : Merah
2. Apa
yang dimaksud dengan pH? Berapa pH larutan netral?
Jawab:
·
pH adalah parameter yang menunjukkan
keasaman atau kebasaan suatu zat yang dinyatakan dengan konsentrasi H+
Rumus pH adalah pH = - log H+
·
pH netral adalah 7
3. Apabila
0,01 mol HCl ada dalam 10 liter larutan, berapa molaritasnya, berapa
konsentrasi H+ , dan
berapa pH-nya?
Jawab:
Dik: mol HCl =
0,01 mol
Volume =
10 liter
HCl H+
+ Cl-
Dit: a. M
b.
[H+]
c.
Ph
Dijawab
:
a. M
HCl =
M HCl
=
=
0,001 M = 10-3 M
b. [H+] = M
valensi asam
[H+] = 10-3
M
1
[H+] = 10-3
M
c. pH
= -log [H+]
pH = -log10-3 M
pH = 3
4. Bagaimana
hubungan [H+] dengan [OH-] dalam larutan air, jika [H+] = 10-4
M
Jawab :
H2O H+ + OH-
Kw = [H+] [OH-]
Kw = [10-4] [OH-]
[OH-] =
10-14
10-4
[OH-] = 10-10 M
V.
LANDASAN
TEORI
Asam ( sering
diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang apabila
dimasukkan atau dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih
kecil dari 7. Ada beberapa teori asam dan basa, yaitu:
a. Menurut
Arrhenius
Arrhenius mendefinisikan bahwa asam adalah senyawa
yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+. Sedangakan basa adalah senyawa yang apabila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH- .
HCl
+ H2O H+ + Cl - + H2O
NH4OH NH4 + OH-
Teori Arrhenius inimemiliki kelemahan, yaitu teori
ini hanya terbatas pada larutan dengan pelarut air, walaupun asam dan basa
sebenarnya juga terdapat pada larutan dengan pelarut bukan air. Sifat asam dan
basa suatu larutan bergantung pada nilai relatif = [H3O +] dan [OH-].
Bila [H3O +] < [OH-]
maka larutan bersifat basa, sedangkan jika [H3O +] = [OH-]
maka larutan bersifat netral, dan jika [H3O +] > [OH-]
maka larutan bersifat asam (Tony,
Bird.1985:
hal 241-243).
b. Menurut
BrÆnsted-
Lowry
Menurut BrÆnsted dan Lowry,
asam adalah senyawa yang dapat
memberikan proton (H+) kepada senyawa lain dan disebut dengan donor proton, sedangakan basa adalah senyawa yang menerima proton
(H+) dari senyawa lain dan disebut dengan akseptor proton.
Dengan menggunakan konsep tersebut, dapat ditentukan
suatu zat bersifat asam atau bersifat basa dengan melihat kemampuan zat
tersebut dalam serah-terima proton dalam larutan. Dalam hal ini pelarut tidak
terbatas pada pelarut air saja, tetapi pada pelarut non air yang sering
dijumpai di laboratorium seperti, alkohol, amoniak cair, dan eter.
Secara umum teori asam basa BrÆnsted
dan Lowry berlaku hal berikut.
asam + basa -> basa konjugasi + asam konjugasi
Contoh asam basa menurut BrÆnsted-
Lowry
|
No.
|
Asam+Basa Basakonjugasi+Asamkonjugasi
|
|
1.
|
HNO3 +NH3 NO3-+NH4+
|
|
2.
|
H2O+S2- OH-+HS-
|
|
3.
|
HCl+CH3NH2 Cl-+CH3NH3
|
|
4.
|
CH3COOH+CH3NH2 CH3COO-+H3O-
|
|
5.
|
NH4++OH- NH3+H2O
|
c. Menurut
Lewis
Pada tahun 1923, Gillbert Newton Lewis mengemukakan
konsep tentang asam dan basa. Asam adalah
senyawa yang dapat menerima pasangan elektron dari senyawa lain sehingga
membentuk pasangan kovalen koordinat. Contohnya BF3, FeCl3,
dan AlCl3 menunjukkan sifat asam dalam reaksi. Basa adalah senyawa yang dapat memberi pasangan elektron. Contohnya
NH3, H2O, dan CN-
menunjukkan sifat basa dalam reaksi.
Reaksi
asam basa menurut Lewis sebagai berikut.
F H F H
F B + N H F N B H
F H F H
Asam Lewis Basa Lewis Komplek Asam Basa
(menerima pasangan (memberi pasangan
elektron) elektron)
Rumus Bangunnya:
F H F H
F B + N H F B N H
F H F H
Ikatan Kovalen Rangkap
Perbandingan
teori asam-basa Arrhenius, BrÆnsted- Lowry, dan Lewis dapat dilihat
dari tabel berikut:
|
Teori
|
Arrhenius
|
BrÆnsted- Lowry
|
Lewis
|
|
Asam
|
Menghasilkan ionH+
Dalam air
|
Donor proton
(memberikan proton)
|
Menerima pasangan
elektron
|
|
Basa
|
Menghasilkan ion OH- dalam air
|
Akseptor proton
(menerima proton)
|
Memberikan pasangan elektron
|
|
Penetralan
|
Pembentukan air
|
Perpindahan proton
|
Pembentukan ikatan kovalen
koordinat
|
|
Reaksi
|
H+(aq) + OH- (aq) H2O(l)
|
HA + B BH+
+ A-
as bs
as bs
|
A + B A B
|
(Sukardjo.2009:213-215)
Menurut penelitian yang akurat,
diketahui bahwa air (H2O) ternyata memiliki sedikit sifat
elektrolit. Artinya air dapat juga terionisasi menghasilkan ion H+ dan OH- , dengan harga a yang sangat
kecil sekali, yaitu 32 ´ 10 -8.
H2O H+ + OH-
Perhitungan yang sangat cermat menunjukkan bahwa dalam 1 liter
air murni terdapat ion H+ dan OH-
masing-masing menunjukkan sebanyak 0,0000001 mol atau 10-7 mol.
[H+]
= [OH-] = 10-7
M
Hasil kali [H+] dan [OH-] dalam air selelu konstan
disebut tetapan air (Kw).
Kw = [H+] [OH-]
Jika ke dalam air kita larutkan asam, maka asam
tersebut akan melepas ion H+.
Akibatnya [H+] dalam air akan bertambah dan [OH-] dalam air akan berkurang.
[H+]
> 10-7 M [OH-] < 10-7
M
Sebaliknya jika ke dalam air kita masukkan larutan
basa, maka basa tersebut akan melepaskan ion OH-. Halini berarti [OH-] akan
bertambah dan [H+] akan berkurang.
[H+]
< 10-7
M [OH-] > 10-7 M
|
Larutan netral : [H+] = 10-7
M
Larutan asam : [H+] > 10-7
M
Larutan basa : [H+] < 10-7
M
|
Jadi, besarnya [H+] dalam suatu larutan
dapat digunakan untuk menyatakan apakah larutan itu netral, atau basa.
Pada
tahun 1909 Sorenson mengemukakan persamaan :
|
pX = - log X
|
Dengan demikian kita mendapatkan : pH =
-
log [H+]
pOH = -
log [OH-]
pKw = -
log Kw
pKa = -
log Ka
pKb = -
log Kb
Kw = [H+] [OH-] = 10-14
log Kw =
log [H+] + log [OH-]
= -14
-log
Kw = - log [H+]
-
log [OH-] = 14
pKw = pH +
pOH = 14
Makin rendah
(kecil) harga pH, larutan makin bersifat asam. Sebaliknya, makin tinggi
(besar) harga pH, larutan makin bersifat basa (Nana Sutresna.1984: 205-207).
pH berasal dari bahasa Inggris ( power of hydrogen).
Dari segi matematik, huruf sudah
disepakati sebagai lambang dari negatif logaritma dari bilangan dasar 10. P = -10 log
Untuk [OH-]
dan Kw dapat pula diambil bilangan ; hasil logaritma bilangan dasar 10 yaitu:
pOH = - log [OH-] dan pKw = -
log Kw
Hubungan negatif logaritma antara Kw, H+ dan OH-
:
Kw = [H+]
[OH-]
-log
Kw = -
log [H+] [OH-]
karena pada suhu 25
Kw = 10-14
-log
10-14 = -
log [H+] +(-log [OH-] )
14 = pH
+ pOH (Akhril,Agus.1939 : 74).
Untuk mengetahui sifat asam atau basa suatu zat
tidak dapat dilkukan langsung dengan mencicipi atau memegangnya. Mencicipi atau
memegang zat secara langsung sangat bebahaya. Contohnya asam sulfat H2SO4, yang
dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai accu zuur (air aki). Bila tangan atau kulit terkena asam sulfat,
akan melepuh seperti luka bakar dan bila mata terkena asam sulfat akan buta.
Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam atau basa suatu zat adalah dengan
menggunakan zat petunuk yang disebut indikator.
Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berbeda warna jika berada dalam
lingkungan asam atau lingkungan basa
(Sukardjo.
2009 :179).
Indikator asam basa biasanya dibuat dalam bentuk
larutan. Dalam titrasi asam basa, sejumlah kecil larutan indikator ditanbahkan
kedalam larutan yang ditritasi dalam bentuk lain kemudian dikeringkan. Jika
kertas ini dibasahi dengan larutan yang sedang diuji, terjadi warna yang dapat
digunakan sebagai penentu pH larutan. Kertas ini disebut kertas pH.
Indikator asam basa umumnya digunakan jika penentuan
pH yang diteliti tidak terlalu dipikirkan.Namun pengukuran pH yang paling tepat
dilakukan adalah dengan alat ukur yang disebut pH meter (Petrucci.1987 : 309).
Indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya
dalam asam maupun basa berbeda. Tidak semua indikator berubah warnanya pada pH
yang sama. Perubahan warna indikator bergantung pada [H+] dalam
larutan keasaman atau kebasaan suatu larutan. Berikut tabel perubahan warna
dengan interval pH dari berbagai indikator.
|
No.
|
Indikator
|
Interval pH
|
Perubahan Warna
|
|
1
|
Metil Ungu
|
0,2 - 3,0
|
Kuning -Ungu
|
|
2
|
Timol Biru
|
1,2 -2,8
|
Merah - Kuning
|
|
3
|
Metil Jingga
|
3,1 - 4,4
|
Merah - Jingga -Kuning
|
|
4
|
Bromfenol Biru
|
3,0 - 4,6
|
Kuning -Biru -
Ungu
|
|
5
|
Bromkresol Hijau
|
3,0 - 5,0
|
Biru - Merah
|
|
6
|
Kongo merah
|
3,8 - 5,4
|
Kuning - Biru
|
|
7
|
Metil Merah
|
4,4 - 6,2
|
Merah - Kuning
|
|
8
|
Bromkresol merah hijau
|
5,2 - 6,8
|
Kuning - Merah Jambu
|
|
9
|
Lakmus
|
4,5 - 8,5
|
Merah- Biru
|
|
10
|
Brontimol Biru
|
6,0 - 7,6
|
Kuning - Biru
|
|
11
|
Fenol merah
|
6,8 - 8,2
|
Kuning - Merah
|
|
12
|
Timol Biru
|
8,0 - 9,6
|
Kuning - Biru
|
|
13
|
Fenolftalein
|
8,3 - 10,0
|
Tak Bewarna -
Merah
|
|
14
|
Timolftalein
|
9,3 - 10,5
|
Kuning - Biru
|
|
15
|
Alizarin Kuning
|
10,0 - 12,0
|
Kuning - Merah
|
|
16
|
Indigokarmin
|
11,4 - 13,0
|
Biru - Kuning
|
|
17
|
Trinitrobenzena
|
12,0 - 14,0
|
Tak Bewarna-
Jingga
|
(Tim Penyusun Kimia Dasar I . 2013: 57).
·
Pengukuran pH Larutan dengan indikator
a. Indikator
Tunggal
Indikator kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru
fungsinya hanya untuk membedakan larutan yang dituju itu bersifat asam atau
basa. Indikator lainnya seperti Fenolftalein, Metil Jingga, Metil Merah, dan
Brontimol Blue dapat memberikan trayek perubahan warna indikator tersebut.
b. Indikator
Universal
Dengan kertas
indikator universal, kita dapat mengetahui pH larutan tersebut dengan cara
mencelupkan sepotong indikator universal kedalam larutan. Perubahan warna
kertas indikator tersebut dicocokkan dengan tabel warna yang mempunyai trayek
pH dari 0 sampai 14.
c. pH
Meter
pH meter adalah
suatu alat yang dapat digunakan sebagai pengukur pH larutan. pH meter memiliki
elektroda jika dicelupkan ke dalam larutan dapat mengukur ion hidrogen. Nilai
pH larutan terlihat pada skala pH meter. Pengukuran pH larutan dengan menggunakan pH meter lebih
akurat dibandingkan dengan indikator lainnya
(Horale,
2004 :37-39).
VI.
ALAT DAN BAHAN
a.
Alat
Tabung Reaksi Pipet Tetes
Batang Pengaduk Elektrode / pH Meter
Pembakar Bunsen Korek Api
Gelas Piala
b.
Bahan
HCl 0.01 M Meti Merah
Aquades Metil Jingga
NaOH 0,01 M Alizarin Kuning
Fenolftalein Metil Ungu
Kongo Merah Timol Biru
Brontimol Biru Larutan Cuka
Sari Buah Jeruk Aspirin
Minuman Berkarbonat Amonia
Detergen Cair
VII.
PROSEDUR
KERJA
A. Daerah
Asam pH 2 sampai 6
|
Larutan
standar HCl 0,01 M (pH=2)
|
Dimasukkan
dalam tabung reaksi
Diambil 1 M
Diencerkan
dengan 9 mL air suling yang sudah dididihkan
Diaduk
pelan-pelan
|
Larutan
HCl pH=3
|
Diambil 1 mL
Dimasukkan ke dalam
tabung reaksi ke-2
Diencerkan
dengan9 mL air suling yang sudah dididihkan
Diaduk pelan-pelan
|
Larutan
HCl pH=4
|
Dengan cara yang sama
dibuat larutan pH 5 dan 6
|
Hasil
|
B. Daerah
Netral pH 7
|
Air
yang telah dididihkan
|
Dimasukkan dalam tabung
reaksi
|
Hasil
|
C. Daerah
basa pH 8-12
|
NaOH
0,01 M (pH=12)
|
Dimasukkan
ke dalam tabung reaksi
Diencerkan
1mL dengan 9 mL air yang telah
dididihkan
Diaduk
|
Larutan NaOH pH = 11
|
Dengan
cara yang sama dibuat pH 10, 9, dan 8
|
1 mL setiap larutan dibuat bagian A,
B,dan C
|
Diberi
label setiap larutan sesuai pH
Diteteskan
1 tetes indikator pada setiap tabung reaksi sampai berubah warna
Diamati
dan dicatat perubahan warna indikator pada setiap pH
Indikator
yang digunakan berturut-turut adalah jingga metil, fenolftalein, brontimol
biru, alizarin kuning, dan metil merah
|
Hasil
|
D. Penunjuk
pH berbagai zat
|
a.
Larutan cuka (diencerkan 10´)
b.
Sari buah anggur/jeruk
c.
Minuman bikarbonat (diencerkan
50%)
d.
Shampo
e.
Detergen cair ( larutan 5%)
f.
Amoniak untuk keperluan rumah
tangga
g.
Soda kue (larutan 10%)
h.
Tablet Aspirin (asam salisilat
dilarutkan dalam 200 mL air)
|
2 mL setiap larutan dimasukkan masing-masing ke
dalam tabung reaksi
Ditetesi
2 tetes indikator yang telah disediakan ke dalam masing-masing tabung reaksi
Dibandingkan
warnanya dengan larutan standar
Ditentukan
pH sesuai warna
|
Hasil
|
E. Penentuan
pH dengan menggunakan pH meter
|
pH
Meter
|
Dikalibrasi
Elektrode dicelupkan ke
dalam larutan standar
Dicatat pembacaan pH
meter
|
Hasil
|
VIII.
DATA
PENGAMATAN
|
pH
Standar
|
Jenis
Indikator
|
|||
|
Fenolftalein
|
Kongo
Merah
|
Brontimol
Biru
|
Metil
Merah
|
|
|
2
|
Tak
Berwarna
|
Merah
|
Biru
|
Pink
|
|
3
|
Tak
Berwarna
|
Merah
|
Hijau
|
Kuning
|
|
4
|
Tak
Berwarna
|
Merah
|
Biru
|
Kuning
|
|
5
|
Tak
Berwarna
|
Merah
|
Biru
|
Kuning
|
|
6
|
Tak
Berwarna
|
Merah
|
Biru
|
Kuning
|
|
7
|
Tak
Berwarna
|
Hitam
|
Hijau
|
Pink
Muda
|
|
8
|
Tak
Berwarna
|
Hitam
|
Hijau
|
Pink
|
|
9
|
Tak
Berwarna
|
Hitam
|
Hijau
|
Tak
Berwarna
|
|
10
|
Pink
|
Merah
|
Biru
|
Kuning
|
|
11
|
Pink
|
Merah
|
Biru
|
Kuning
|
|
12
|
Pink
|
Merah
|
Biru
|
Kuning
|
Trayek pH
Indikator Kongo Merah = 3,8 - 5,4
Trayek pH
Indikator Metil Merah = 4,4 -6,2
Trayek pH
Indikator Brontimol Biru = 6,0 - 7,6
Trayek pH
Indikator Fenolftalein = 8,3 - 10,0
|
No
|
Nama
Zat/Sampel
|
Jenis Indikator
|
|||
|
Fenolftalein
|
Kongo Merah
|
Brontimol Biru
|
Metil Merah
|
||
|
1
|
Cuka
|
Kuning
|
Ungu Gelap
|
Kuning Pekat
|
Merah Muda
|
|
2
|
Pulpy
|
Kuning Pudar
|
Hitam
|
Kuning
|
Merah Muda
|
|
3
|
Sprite
|
Tak Berwarna
|
Hitam
|
Kuning Pekat
|
Merah Muda
|
|
4
|
Shampoo
|
Merah Muda
|
Merah
|
Kuning
|
Merah Muda
|
|
5
|
Sunlight
|
Hijau
|
Merah
|
Hijau Kuning
|
Kuning Bening
|
|
6
|
Soda Kue
|
Merah Muda
|
Merah Darah
|
Biru Tua
|
Kuning Pudar
|
|
7
|
Aspirin
|
Ungu
|
Merah Darah
|
Biru
|
Hijau
|
|
pH Standar
|
Jenis Indikator
|
|||
|
Metil Jingga
|
Alizarin Kuning
|
Metil Ungu
|
Timol Biru
|
|
|
2
|
Merah
|
Kuning
|
Ungu
|
Jingga
|
|
3
|
Jingga
|
Kuning
|
Ungu
|
Kuning
|
|
4
|
Merah
|
Kuning
|
Ungu
|
Orange
|
|
5
|
Merah
|
Kuning
|
Ungu
|
Orange
|
|
6
|
Merah
|
Kuning
|
Ungu
|
Orange
|
Trayek pH
Indikator Metil Ungu =
0,2 -
3,0
Trayek pH
Indikator Timol Biru
= 1,2 -
2,8
Trayek pH
Indikator Metil Jingga =
3,1 -
4,4
Trayek pH
Indikator Alizarin Kuning = 10,0 -
12,0
|
No
|
Nama
Zat/Sampel
|
Jenis Indikator
|
|||
|
Metil Jingga
|
Alizarin Kuning
|
Metil Ungu
|
Timol Biru
|
||
|
1
|
Cuka
|
Merah
|
Kuning
|
Ungu
|
Biru
|
|
2
|
Pulpy
|
Jingga
|
Kuning
|
Ungu
|
Orange
|
|
3
|
Sprite
|
Merah
|
Orange
|
Ungu
|
Kuning
|
|
4
|
Shampoo
|
Jingga
|
Kuning
|
Ungu
|
Jingga
|
|
5
|
Sunlight
|
Jingga
|
Merah
|
Ungu
|
Kuning
|
|
6
|
Soda Kue
|
Orange
|
Merah
|
Ungu
|
Kuning
|
|
7
|
Aspirin
|
Kuning
|
Ungu
|
Ungu
|
Biru
|
IX.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini dilakukan beberapa percobaan
yang terdiri dari 11 jenis larutan yaitu larutan dengan pH 2 sampai pH 12,
serta 7 macam jenis sampel yaitu shampoo, soda kue, sprite, cuka , pulpy,
sunlight dan aspirin.
Untuk masing-masing larutan dengan pH yang berbeda (
dari pH 2-12) ditetesi dengan 8 macam indikator. Pada percobaan I, pH 2 sampai
pH 12 ditetesi dengan 4 macam indikator yaitu, Metil Merah, Brontimol Biru, Kongo
Merah, dan Fenolftalein.
Pada percobaan II, pH 2 sampai pH 12 seharusnya
ditetesi dengan 4 macam indikator yaitu, Metil Ungu, Alizarin Kuning, Metil
Jingga, dan Timol Biru, namun karena praktikan salah mengartikan petunjuk yang
diberikan oleh asisten, sehingga larutan yang diuji hanya dari pH 2 sampai pH
6.
Kemudian percobaan I dan II dicatat perubahan
warnanya. Setelah masing-masing larutan menunjukkan warna yang berbeda, 7
sampel yang sudah disiapkan tadi juga masing-masing ditetesi dengan 8 indikator
diatas, kemudian diamati perubahan warnanya lalu ditentukan pH nya.
a. Membuat
pH 2
Untuk membuat
larutan standar dengan pH 2, digunakan larutan HCl 0,01 M dan telah disediakan
oleh asisten.
HCl H+ + Cl-
b. Larutan
pH 3
Untuk membuat pH
3, diambil 1 mL larutan HCl 0,01 M kemudian ditambahkan aquades 9 mL, sehingga
volumenya manjadi 10 mL.
M1 V1 = M2 V2 pH = - log [10-3]
10-2 1 =
M2 10 = - log 10-3
M2 =
10-3 pH = 3
c. Membuat
pH 4
1
mL dari pH 3 ditambahkan air hingga volumenya 10 mL
M1 V1 = M2 V2 pH = - log [10-4]
10-3 1 =
M2 10 = - log 10-4
M2 =
10-4 pH = 4
d.
Membuat pH 5
1
mL dari pH 4 ditambahkan air hingga volumenya 10 mL
M1 V1 = M2 V2 pH = - log [10-5]
10-4 1 =
M2 10 = - log 10-5
M2 =
10-5 pH = 5
e. Membuat
pH 6
1
mL dari pH 5 ditambahkan air hingga volumenya 10 mL
M1 V1 = M2 V2 pH = - log [10-6]
10-5 1 =
M2 10 = - log 10-6
M2 =
10-6 pH = 6
f. Membuat
pH 7
Dengan
mendidihkan air , dan dimasukkan kedalam tabung reaksi.
g. Membuat
pH 12
Larutan dengan
ph 12 telah disediakan oleh asisten dengan menggunakan NaOH 0,01 M.
h. Membuat
pH 11
1
mL dari pH 12 ditambah air hingga volumenya 10 mL
M1 V1 = M2 V2 pOH = - log [OH-] pH = 14 - pOH
10-2 1
= M2 10 = - log 10-3
= 14 - 3
M2
= 10-3 pOH
= 3 pH = 11
Untuk
mendapatkan pH 10, 9 dan 8, digunakan cara untuk memperoleh pH 11.
Ketujuh sampel yang diujikan pada percobaan kali
ini, yaitu sprite, soda, shampoo, aspirin, cuka, soda kue dan sunlight yang
kemudian masing-masing ditetesi 8 indikator, yaitu Metil Merah, Brontimol Biru,
Kongo Merah, Fenolftalein, Metil Ungu, Alizarin Kuning, Metil Jingga, dan Timol
Biru. Kemudian dicatat perubahan warnanya dan ditentukan pH berdasarkan
perubahan warna yang terjadi.
Dari hasil percobaan,dari perubahan warna yang
terjadi dapat disimpulkan bahwa shampoo, detergen cair, soda kue, bersifat basa
, cuka, pulpy, dan sprite bersifat asam, serta aspirin bersifat netral.
X.
DISKUSI
Pada percobaan ini, larutan yang bersifat asam
adalah cuka, pulpy, dan sprite yang mempunyai trayek pH dibawah 7. Aspirin
bersifat netral dengan pH 7, sedangkan shampoo, detergen cair, soda kue
bersifat basa karena memiliki trayek pH di atas 7. Banyak kesalahan yang tejadi
pada percobaan ini, contohnya pada pH 2- 6, pada penambahan Kongo Merah, sesuai
dengan teori, perubahan warna yang terjadi adalah Kuning-Biru, namun perubahan
yang terjadi adalah warna merah, hal ini tidak sesuai dengan teori.
Kesalahan-kesalahan pada percobaan ini kemungkinan
disebabkan karena kadar pH yang dimasukkan tidak sesuai dengan petunjuk atau
pada saat memasukkan indikator tidak tepat atau mengenai dinding tabung reaksi
atau pula karena tabung reaksi yang digunakan tidak bersih, dapat pula karena
kurang teliti dalam pengocokan warna larutan.
XI.
PERTANYAAN
PRA PRAKTEK
1. Mengapa
soda kue bersifat basa? Jelaskan.
Jawab :
Karena pH soda kue diatas 7, maka soda kue tergolong
basa.
2. Setelah
anda melakukan percobaan, kelompokkanlah zat pada percobaan D menjadi kelompok
Asam , Netral dan Basa.
Jawab
:
Shampoo, detergen cair, soda kue,
bersifat basa , cuka, pulpy, dan
sprite bersifat asam, serta aspirin
bersifat netral.
XII.
KESIMPULAN
·
Larutan basa : pH > 7
Larutan netral : pH = 7
Larutan asam : pH < 7
·
Pengukuran pH dengan indikator dapat
dilakukan dengan meneteskan salah satu indikator yang sesuai dan membandingkan
larutan tersebut dengan larutan standar yang telah diketahui ph-nya.
·
pH dapat ditentukan dengan berbagai
indikatoor. Jika suatu larutan bersifat asam, sebaiknya indikator yang dipakai
adalah Metil Jingga, Metil Ungu, BTB, Bromkresol Hijau, Metil Merahdan
Bromkresol Merah. Indikator-indikator ini memiliki trayek pH dibawah 7. Namun, jika
larutan bersifat basa, maka indikator yang digunakan harus memiliki trayek pH
diatas 7, seperti Fenolftalein, Lakmus, Alizarin Kuning.
·
Shampoo, detergen cair, soda kue,
bersifat basa. Cuka, pulpy, dan sprite
bersifat asam, serta aspirin bersifat netral.
XIII.
DAFTAR
PUSTAKA
Agus, Akhril.1939. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Bird, Tony.1985. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta
: Erlangga.
Petrucci, Ralph.1987. Kimia Dasar. Bogor : Erlangga.
Sukardjo.2009.Kimia SMA/MA. Jakarta : Bailmu.
Sutresna, Nana. 1984. Penuntun Pelajaran Kimia. Bandung :
Ganeca Exact Bandung.
Tim Penyusun Praktikum Kimia Dasar.
2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar
. Jambi : Universitas Jambi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar