Minggu, 20 November 2016

PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN DAN IONIK

PERCOBAAN XI
PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN DAN IONIK

-        Hari , Tanggal             : Selasa, 2 april 2013
-        Kelompok                   : V (lima)
-        TUJUAN                    :
1.      Mengenal perbedaan antara senyawa kovalen dan ionik
2.      Mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang mempengaruho senyawa secara langlung
3.      Membandingkan sifat fisis dan kimia beberapa pasang isomer
4.      Mempersiapkan diri untuk memsuki praktikum kimia organik

            A.   LANDASAN TEORI
Perbedaan fisis yang paling mencolok antara senyawa kovalen ionik terdapat pada titik leleh, kelarutan, dan hantaran listriknya. Ketiga perbedaan ini umumnya disebabkan oleh kekuatan ikatan ionik yang lebih besar daripada ikatan kovalen.
Perbedaan titik leleh antara senyawa kovalen dan ionik disebabkan oleh ikatan antara partikel-partikel atau molekul-molekulnya. Gaya tari Van Der Waals yang ada diantara molekul kovalen lebih lemah dibandingkan ikatan yang ada pada senyawa ionik. akibatnya, hanya sedikit energi yang dibutuhkan untuk memisahkan partikel dalam senyawa kovalen. Dengan demikian, senyawa kovalen mendidih pada suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan senyawa ionik.
Senyawa ionik sebagian besar larut dalam air yang polar membentuk ikatan yang kuat dengan ion-ion. Bagian negatif dari oksigen pada molekul air berinteraksi dengan kation (M+) dan bagian dari hidrogen berinteraksi dengan anion (X - ), seperti tergambar berikut ini.


         δ- O                                OH2                                         H                    
H                     Hδ+       H2O   M+    OH2       H         H         O         H
                                                OH2                 O         H         X         H         O
(Molekul air polar)    (interaksi kation dengan air)        ( interaksi anion dengan air)
Sejalan dengan bertambahnya interaksi antara molekul air dengan ion, banyak ikatan antara ion dengan ion tetangganya dalam struktur kristal semakin lemah, dan akhirnya ion hidrat terlepas kedalam larutannya. Senyawa kovalen larut dalam perlarut kovalen nonpolar, tetapi tidak dalam air kecuali apabila molekulnya membentuk ikatan hidrogen dengan air. Senyawa organik yang mengandung oksigen dengan 4 atom karbon atau kurang biasanya larut dalam air karena terbentuk ikatan hidrogen seperti dibawah ini:
            O         H                                                                                             H
            H                                                         H                     O         H         O
                                    CH2     O         H         O        CH3      C         CH3
CH3     O         H
(Metil alkohol)                                    (Formaldehida)                       (Aseton)
Rantai lurus dan lingkar dari atom-atom karbon
Unsur karbon sangat unik, karena adanya ikatan yang berulang dengan sesamanya membentuk senyawa berantai lurus atau lingkar yang stabil. n-Heksana, C6H12, dan siklo heksana, C6H12, merupakan contoh-contoh dari molekul rantai lurus dan linkar beranggota enam atom C.

                                                                                       CH2                 CH2
CH3     CH2    CH2    CH2    CH2    CH3              CH2                                   CH2
                                                                                        CH2     CH2
                    n-Heksana                                                 Sikloheksana
Satu senyawa rantai lurus                           Satu senyawa lingkar
Rantai-ratai yang lebih panjang terdapat pada dekana, C10H22, minyak mineral (campuran molekul hidrokarbon C20H42 dan yang lebih panjang), bahkan n-Heksana, C100H202.
Isomer
Isomer adalah beberapa molekul dengan rumus molekul yang sama tetapi berbeda struktur molekulnya (maksudnya, panataan atoom-atom dalam molekulnya berbeda). Keisomeran umumnya terdapat pada senyawa karbon tetapi tidak ada pada senyawa kovalen lalinnya maupun senyawa ionik.
o-diklorobenzena dan p-diklorobenzena, C6H4Cl2, merupakan sepasang isomer, n-butil alkohol dan dietil eter semuanya adalah isomer dengan rumus molekul C6H10. Karena kedua senyawa dan isomer ini merupakan anggota senyawa alkohol (dicirikan oleh gugus –OH), maka sifat mereka umumnya sama,(Epinur, dkk. 2010 : 77 – 78).
Dalam kristal ion, setiap ion menimbulkan gaya ionik dengan beberapa ion disekelilingnya. Demikian pula ion dengan muatan  x jenis akan saling bertolakan. Sulit menentukan kekuatan bersih gaya-gaya didalam kristal ion. Besarnya gaya ini berhubungan dengan energi kisi. Energi kisi adalah besarnya energi yang dilepaskan jika ion-ion positif dan negatif yang terpisah diionkan untuk berdekatan membentuk kristal ion yang tersusun dari 1 mol unit rumus suatu senyawa.
Gaya tarik diantaraa sepasang ion yang bermuatan berlawanan, meningkat dengan semakin meningkatnya muatan ion atau semakin menurunnya ukuran ion. Energi kisi pada kebanyakan senyawa ion cukup besar sehingga ion-ion tidak mudah melepaskan diri begitu saja dan berubah ke fase gas, padatan ion tidak menyublim pada suhu kamar . Semua padatan ion dapar meleleh jika diberi cukup energi panas untuk menghancurkan struktur kristal pada umumnya. Semakin tinggi titik energi kisi, semakin tinggi titik leleh, (petrucci, 1987).
Senyawa ionik terbentuk dari kation dan anion kecuali untuk ion amonium (NH4+). Senyawa ion merupakan senyawa biner (binary coumpound) yaitu senyawa yang terbentuk hanya 2 unsur. Logam-logam tertentu khususnya logam transisi dapat membentuk lebih dari satu kation, (Raymond Chang, 2004).
1.      Ikatan Elektrovalen atau ion
Senyawa-senyawa ion berupa elektrolit, biasanya berupa zat padat dengan titik lebur dan titik didih tinggi, tidak larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air.
2.      Ikatan Kovalen (atom)
Ikatan kovalen diarahkan dalam ruang pada kedudukan tertentu, suatu bentuk khusus dari ikatan olahan. ikatan ini misalnya terdapat dalam senyawa nitrometana, metil isosianida, ion amoium, alumunium klorida, (Sukardji. 1983).
            Ikatan kovalen dihasilkan oleh sejumlah atom yang berpotongan , elektron molekul adalah spesies netral yang terdiri dari dua atau lebih atom yang sama/ berbeda yang dihubungkan oleh ikatan kovalen.
1.      ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen tunggal dihasilkan oleh pasangan elektron valensi patungan. Kadang-kadang pasang elektron pada ikatan tunggal ditunjukkan dengan garis., sebagaimana dalam H – H untuk hidrogen. Notasi untuk jenis ini dinamakan rumus struktur, yaitu rumus kimia yang menunjukkan susunan atom dalam molekul.
2.      Ikatan kovalen ganda dua atau ganda tiga
Atom dapat berpatungan lebih dari sepasang elektron untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia yang mantap. Atom karbon mempunyai 4 elektron valensi dan perlu 4 lagi untuk mencapai konfigurasi gas mulia molekul CO2 mengandung 2 oksigen yang masing-masing berpatungan sebanyak 2 elektron dengan karbon membentuk dua ikatan ganda dua karbon oksigen.
: O : : C : : O : atau O = C = O
Molekul nitrogen mengandung ikatan kovalen ganda tiga. setiap atom nitrogen mempunyai lima elektron valensi dan memerlukan tiga lagi untuk mencapai konfigurasi elektron dari neon.
3.      Ikatan kovalen koordinat
Kadang-kadang satu atom menyediakan dua elektron ikatan dalam ikatan kovalen, dalam hal ini terbentuklah ikatan kovalen koordinat. Dalam sekali terbentuk ikatan kovalen koordinat tak berbeda denga ikatan kovalen diantara dua atom yang sama. Karena elektron tidak dapat dibedakan satu sama lain dan suatu molekul yang mempunyai ikatan kovalen tidak memperdulikan dari mana asalnya pasangan elektron.
            Atom dengan elektronegatifan yang sama atau hampir sama membentuk ikatan kovalen dalam mana atom menerapkan tarikan yang sama terhadap elektron ikatan jenis ikatan kovalen ini disebut ikatan kovalen nonpolar. Disamping keelektronegatifan, suatu faktor lain yang menemukan derajat kepolaran suatu ikatan adalah polanza bilitas atom-atom yakni kemampuan diluar elektron untuk diisolasi ( diubah bentuknya) sehingga manjadi kepolaran.
            Akibat perbedaan keelektronegatifan dan perbedaan polatibilitas adalah beranekaragamnya jenis ikatan. Kesatuan dari ikatan polar ke ikatan ion. Dalam rangakaian kesatuan ini dikatakan mengenai bertambahnya ion dalam ikatan,, (Antony. 1992).
           
       B.   PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1.      Apa sebabnya air disebut molekul polar? Jelaskan dwikutub air berdasarkan bentuk molekulnya!
jawab: karena air dapat melarutkan senyawa ionik, air membentuk ikatan yang kuat dengan ion-ion.
         δ- O                                OH2                                         H                    
H                     Hδ+       H2O   M+    OH2       H         H         O         H
                                                OH2                 O         H         X         H         O

2.      Tuliskan beberapa perbedaan antara senyawa ionik dan kovalen!
jawab:
senyawa ionik                                                senyawa kovalen
a.       mempunyai titik didih dan                  a. mempunyai titik didih dan
titik leleh tinggi                                       titik leleh rendah
b.      pada suhu kamar berwujud                 b. mempunyai tiga wujud. padat, cair
padat                                                       dan gas
c.       dalam keadaan murni bersifat             c. dalam keadaan murni bersifat
konduktor                                                isolator
d.      larutan dalam pelarut polar                 d. larutan dalam pelarut nonpolar
e.       terjadi antara unsur logam                   e. terjadi antara unsur nonlogam
dengan unsur nonlogam                          nonlogam

3.      Gambarkan struktur isomer dari C3H6Cl2 ( gambarkan setiap ikatan denan garis). Apakah setiap isomer mempunyai jumlah dan ikatan yang sama? berapa umlahnya?

jawab:
a.       CH3        CH        CH2                  c. CH2        CH        CH3
                Cl          Cl                           Cl           Cl
b.      CH2        CH2       CH2                        d.                Cl
 Cl                          Cl                         CH3       C       CH3
                                                                         Cl

4.      Di antara senyawa-senyawa berikut ini : MgCl2, C4H10, SO3, Li2O, C3H8, PCl3, HCl, tentukan mana yang senyawa ionik dan mana senyawa kovalen?
jawab:
ionik    :  MgCl2 dan  Li2O
kovalen  : C4H10, SO3, C3H8, PCl3, dan HCl

5.      Gambarkan ikatan rantai lurus dan siklik dari C4H8 (setiap ikatan digambarkan dengan garis)!
jawab:
ikatan rantai lurus :  CH2 = CH       CH2      CH3  (1 butena)
ikatan siklik           : CH2        CH2
                                      CH2         CH2      (siklo akana)



C. ALAT DAN BAHAN
Ø  Alat                                        
-          Tabung kapiler
-          Thermometer
-          Tabung reaksi
-          Sudip
-          Bensin
Ø  Bahan
-          NaCL                                             - CaCl4
-          KI                                                  - Naftolen
-          M9So4                                            - P - oiklorobenzana
-          (CH3)2 CHoH                                - Logam Natrium
-          C10Hz                                             - P - diklorobenzena
-          C6H4Cl2                                         - Isopropil alcohol

D.PROSEDUR KERJA
a.       PERBANDINGAN TITIK LELEH
a.       Senyawa Kovalen



 


C6H4Cl2
 
                                                            
                                                             
Ditentukan titik leleh dgn radas titik leleh
Dimasukkan kedalam tabung kapiler senyawa tadi
Diikat pipa kapiler pd termometer dgn karet gelang dan    disejajarkan ujung pipa kapiler dgn ujung air raksa termometer
Dipanaskan penangas air hingga Hg naik ±10⁰C/menit
Hasil
 
Diaduk dan diamati serta dicatat kisaran titik leleh

b.      Senyawa Ionik


 


                                                            
Digunakan handbook
Dicatat titik lelehnya
Diaduk dan diamati serta dicatat kisaran titik leleh


Hasil
 
 


B. Perbandingan kelarutan








 
(CH3)2CHOH

 
                                                                                                                0,5 gr
                                                            
Dimasukkan ke 6 tabung reaksi yang disediakan
Diisi 1ml air, diaduk, dan diamati
Karbon tetraklorida
 
Diulangi percobaan


 
Hasil
 
                                                                                Dimasukkan sebagai pelarut dan diamati




c.       Senyawa karbon berantai lurus dan lingkar (cincin)


 
                                                                                                       
n-heksana

 
                                                                               Dibandingkan sifat fisis nya         
n-dekana
 
                                                            


 


Hasil
 
Dibandingkan kekentalannya dan diteteskan masing2 senyawa dengan pipet tetes

d.      Isomer


 
                                                                                                       
t-butil alkohol

 
n-butil alkohol

 
                                                                Dibandingkan sifat fisis nya



 
1ml air

 
                                                                                Dicatat bau yang timbul
                                        
Ditetes kedua senyawa tadi tidak lebih 15 tetes kedalam tabung reaksi
                                                                               Digoyang tiap tetes hingga larut
hasil

 
                                                                               Dicatat jumlah tetesan bila terjadi kekeruhan




 


                                                                             Dibandingkan sifat kimia nya
Logam natrium

 
                                                                               Dimasukkan kedalam tabung reaksi satu persatu


 
                                                                             Diambil sepotong kecil
Dimasukkan ke tabung dan dicatat laju pembentukan gelombang hidrogen
                                                                                  Diamati dan Dicatat


 
alkohol
 
                                                                                 


 


                                                                                 Dituang kegelas piala yang disediakan


Dietil eter
 
 
                                                 
alkohol
 
                                                                               Dicatat bau yang ditimbulkan

eter
 
                                                                                  Dibandingkan dengan bau dietil eter



 
                                                                                  Diteteskan pada sudip
                                                                                  Dibakar dengan mendekati sudip
                                                                                  Dicatat waktu terbakar
hasil
 
Diulang waktu proses, tetapi ganti n-butil alkohol dengan
E. DATA PENGAMATAN
A.      Perbandingan Titik Leleh
a.       Senyawa kovalen

Senyawa kovalen
Titik leleh oC
Titik leleh pustaka, oC
1
Nftalena C10H8
Tidak
Tidak
2
P – Diklorobenzena C6H4Cl
Dilakukan
Dilakukan

b.      Senyawa ionik

Senyawa ionik
Titik leleh pustaka, oC
1
Garam dapur, NaCl
Tidak
2
Kl
Dilakukan
3
M9SO4


B.       Perbandingan Kelarutan

Senyawa kovalen
Kelarutan
Air
Karbon tetraklorida
1
Isopropyl Alkohol (CH3)2 CHOH
Larut
Larut
2
C10H8
Tidak larut
Larut
3
C6HCl2
Tidak larut
Tidak larut
4
NaCl
Tidak larut
Tidak larut
5
Kl
Tidak larut
Tidak larut
6
M9SO4
Larut
Tidak larut
C.      Senyawa Karbon Berantai Lurus dan Lingkar (cincin)

Senyawa
Warna
Bau
1
N Heksana
Tidak berwarna (bening)
Alcohol
2
Sikloheksana
Tidak berwarna (bening)
Alcohol


Senyawa
Warna
Bau
1
N – Heksana
Tidak berwarna (bening)
Alcohol
2
N – dekana
Tidak berwarna (bening)
Alcohol
3
Minyak bumi
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

Catatan : untuk taraf kekentalan
1.      Sangat kental
2.      Kental
3.      Kurang kental
4.      Tidak kental

D.      Isomer
Sifat fisis

Senyawa
Warna
Bau
1
O – diklorobenzena
Bening
Aromatik
2
P – diklorobenzena
Bening
Alcohol
3
N – butil alkohol
Bening
Menyengat (alcohol)
4
T – butyl alkohol
Bening
Menyengat (alcohol)

Sifat kelarutan

Senyawa
Kejenuhan larutan (tetes)
1
N – butil alkohol
G tetes : bau parfum
2
N – butil alkohol
O tetes : bau antiseptik

F. PEMBAHASAN
            Sebelum kita melakukan percobaan, kita harus mempersiapkan alat dan bahan yang dilakukan. Setelah itu barulah kita melakukan percobaan menurut prosedur kerja masing-masing percobaan.
            Perbedaan fisis yang paling mencolok antara senyawa kovalen ionic terdapat pada titik leleh, kelarutan, dan hantaran listriknya. Ketiga perbedaan ini umumnya disebabkan oleh kekuatan ikatan ionic yang lebih besar daripada ikatan kovalen. Penggunaan bersama-sama sepasang electron valensi antara 2 atom non logam disebut suatu ikatan kovalen, zat tersebut senyawa kovalen. Percobaan kali ini, kita akan mengetahui titik didih dan titik leleh rasa.

A.      Perbandingan titik leleh
Percobaan perbandingan titik leleh tidak kami lakukan, tetapi kami memperoleh data dari literature yang kami cari, bahwa naftolena adalah senyawa turunan benzena yang memiliki rumus C10H8. Naftalena termasuk senyawa aromatic polisiklik. Manfaat naftalena sebagai kapur barus.
-            Titik leleh kovalen < titik leleh ionic.
(adanya gaya vanderwads : gaya yang bekerja pada molekul-molekul yang lemah, terjadi akibat adanya gaya iondon dan gaya tarik antar dipole)
-            Gaya dispense
  H2+


 
                        2+H    -    C2     -    H2+












 
                                        H2+

-            Gaya iondon
Dipole permanen
               O2

2+H                    H2+



-            Bentuk molekul
1.                 H2+


 
      2+H    -    C2     -    H2+                         tetrahednal sudut : 109.50












 
                      H2+

2.                O2                                            huruf V sudutnya 104.50

2+H                    H2+

            Semakin besar sudut, maka semakin besar kepolarannya.
Perbandingan kovalen dan ionik.
            Senyawa kovalen memiliki titik leleh yang lebih rendah daripada senyawa ionic karena pada senyawa ionic terjadi gaya elektrostatik antara ion-ionnya sehingga membentuk struktur Kristal yang sangat kuat. Sehingga titik lelehnya tinggi sedangkan senyawa kovalen dengan adanya gaya vanderwaals yang menyebabkan antar molekulnya lemah sehingga titik lelehnya pun kecil.
No
Faktor pembeda
Ionik
Kovalen
1
Atom penyusun
Logam + non logam
Antar non logam
2
Proses ikatan
Serah terima ē
Pemakaian ē bersama
3
Wujud
Umumnya Kristal padat
Cairan atau larutan
4
Titik didih dan titik leleh
Tinggi
Lemah
5
Kelarutan
Umumnya mudah larut
Umumnya sukar larut
6
Daya hantar listrik
Konduktor
Isolator


B.       Perbandingan Kelarutan
Pada senyawa ini kami hanya menggunakan senyawa isopropildikohol, C10H8 dan M9SO4. Isopropil alcohol dan M9SO4 larut dalam air. Sedangkan senyawa C10H8 tidak larut dalam pelarut air karena pelarut air bersifat polar sedangkan senyawa C10H8 bersifat nonpolar.
Pada percobaan yang menggunakan pelarut karbon tetraklorida M9SO4 tidak larut dalam karbon tetraklorida, sedangkan isopropil alcohol dan C10H8 larut dalam tetraklorida. Namun berdasarkan literature pada air (CH3)2 CHOH, NaCl, KI dan M9SO4 larut, dan pada karbon tetrakliroda (CH3)2 CHOH, C10H8, propanol larut.
C.       Senyawa karbon berantai lurus dan lingkar (cincin)
Pada percobaan ini

Berikut disajikan table perbedaan antara heksana dan sikloheksana.
No
Factor Pembeda
n-heksana
Sikloheksana
1
Golongan
Termasuk alkana (hidrokarbon alitatif, rantai lurus, dan bercabang)
Termasuk alkana rantai melingkar (hidrokarbon, siklik, rantai tertutup dan bercabang)
2
Titik didih
(650 – 700) C
Di atas (2000 – 3000) C
3
Reaksi kimia
Dapat bereaksi dengan Br2 membentuk sikloheksana
Dapat bereaksi dengan Br2, membentuk 1,2 dibromosikloheksana
4
Struktur molekul
Berupa gas ikatan
Berupa ikatan yang terbentuk kursi
5
Jumlah isomer
Ada 5 : n-heksana, 2-metil pentana, 3 metil pentana, 2.2 dimetil butana
Ada 3 : heksana, 2 metil siklopentana, 3 metil siklopentana
6
Fungsi
Umumnya sebagai pelarut organic yang baik bagi senyawa kovalen
Umumnya digunakan untuk mengidentifikasi senyawa dalam reaksi adhesi

Komposisi minyak bumi
Jenis senyawa
Jumlah (persentase)
Contoh
Hidrokarbon
90 – 99 %
Alkana, sikloalkana dan aromatis
Senyawa belerang
0.1 – 7 %
Tioalkana (R-S-R) : alkanatiol (R-S-H)
Senyawa hydrogen
0.01 – 0.9 %
Pirol (C4HsN)
Senyawa oksigen
0.01 – 0.4 %
Asam karboksilat (RCOOH)
Organa logam
Sangat kecil
Senyawa logam nikel

D.      Isomer
Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi rumus strukturnya berbeda. Pada praktikum kali ini, kita dapat mengetahui sifat fisik dan sifat kimia, yakni sebagai berikut :
Sifat fisik :
-          Warna jernih
-          Bau khas obat bius (obat anestesi)
-          Memiliki titik didih yang tinggi
-          Dapat menyebabkan kulit terasa dingin (reaksi endoterm)
-          Alcohol suhu rendah, wujudnya cair dan dapat larut dalam air
-          Alcohol suhu tinggi, semakin sukar larut dalam air, titi didih semakin tinggi

Sifat kimia :
-          Bersifat polar
-          Memiliki ikatan hydrogen
-          Bersifat netral
-          Mudah menguap
-          Mudah terbakar (oksidasi)
-          Pada umumnya larut dalam air, dan
-          Alcohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehida, lalu aldehida dapat dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat, dan
Contoh :
      CH3 – CH2 – CH2 – OH                     (1 propanol)
      CH3 – CH2 – C – H                            (propanol)
      CH3 – CH2 – C – OH                         (asam propanoat)
-          Dapat bereaksi dengan Na

G. PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1.      Mana yang lebih tinggi titik didihnya kalsium, klorida, CaCl2, asetil klorida ? jelaskan !
Jawab :
Yang lebi tinggi adalah CaCl2, Hal ini karena CaCl2 adalah senyawa ionik dimana antara ikatan molekul kuat. Sedangkan pada senyawa asetil klorida, senyawa kovalen memiliki gaya vanderwall yang lemah dan menyebabkan ikatan antar molekul demikian lemah pula.

2.      Mengapa naftalena tidak larut dalam air ?
Jawab :
Karena nafalena senyawa kovalen nonpolar, sedangkan air adalah senyawa-senyawa polar yaitu air hanya dapat melarutkan senyawa polar saja.

3.      Mengapa senyawaionik tidak larut dalam heksana?
Jawab :
Senyawa ionik seperti HCl, KI, dan MgSO4 tidak larut dalam heksana karena perbedaan keelektronegatifan sangat besar. Pada heksana daya kepoalrannya lebih kecil dari senyawa ionik karena hekasana adalah kovalen non polar sehingga senyawa-senyawa ion akan mengendap.

4.      Dieter sedikit larut dalam air, jelaskan peranan air dalam pelarutan eter !
Jawab :
Dieter sedikit larut dalam air karena daya polarisasinya kecil dari air, tidak ada ikatan hidrogen, air sukar melarutkan dietil eter karena daya polarisasinyakecil dan kurang reaktif.

5.      Gambarkan 2 isomer eter dan dietil !
Jawab :
1.      CH3-CH2-O-CH2-CH2
2.      CH3 -O-CH2-CH2-CH3
3.      CH3-O-CH-CH2
   CH3
H. DISKUSI
A.    perbandingan titik leleh
percobaan ini tidak kami lakukan, hal ini dikarenakan bahan-bahan untuk raktikum ini tidak tersedia. Pada percobaan ini dapat diketahui percobaan ikatan kovalen dan ionik , yakni sebagai berikut :
1.      ikatan kovalen
·         titik lele dan titik didih rendah, karena vanderwaalsnya lemah
·         kelarutannya larut dalam senyawa non polar, seperti heksana
·         daya hantar listrik hanya bisa dilakukan oleh lelehan senyawa kovalen
·         jenis ikatan terbentuk dari senyawa logam dan senyawa non logam, dan pemakaian elektron bersama
2.      ikatan ionik
·         titik didih dan titik leleh tinggi, karena vanderwaalsnya tinggi
·         kelarutannya larut dalam senyawa non polar
·         daya hantar listriknya bisa dilakukan oleh lelehan dan larutannya
·         jenis ikatan terbentuk dari senyawa non logam dan logam serta reaksi serah terima elektron



B. Perbandingan kelarutan 
            Pada percobaan kali ini kami hanya menggunakan 3 jenis senyawa kovalen yakni : isopropil alkohol, C10H8, dan MgSO4. Hal ini dikarenakan tidak adanya bahan yang mencukupi, sehingga menyebabkan kami hanya melakukan percobaan pada 3 jenis senyawa ini saja. Pada percobaan isopropil alkohol dan MgSO4 larut dalam air, sedangkan C10H8 tidak larut. Hali ini dikarenakan air bersifat polar sehingga zat tersebut dapat larut dalam air. Pada karbon tetra klorida isopropil alkohol dan C10H8 dapat larut sedangkan MgSO4 tidak dapat larut. Hal ini dikarenakan tetraklorida bersifat non polar, zat antara polar dan non polar tidak akan bisa bercampur.
C. senyawa karbon berantai lurus dan lingkar
            Pada percobaan ini, kami melakukannya semua kecuali minyak bumi, hal ini dikarenakan tidak tersedianya minyak bumi pada saat praktikum. Untuk semua senyawa memiliki warna bening dan berbau alkohol dengan tingkat kekentalan yang berbeda-beda antar 1 senyawa dan senyawa lainnya.
D. Isomer
Pada percobaan ini kami melakukan semuanya sesuai dengan prosedur kerja. Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, dan rumus strukturnya berbeda. Sedangkan sifat fisik dan sifat kimianya telah kami sajikan pada pembahasan.

I.         KESIMPULAN
1.      Kita dapat mengetahui perbedaan senyawa kovalen dan ionik yang terdapat ditinjau dari daya hantaran listrik, titik leleh, dan titik leleh, kelarutan, jenis ikatan atom penyusun.
2.      Dapat mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang mempengaruhi senyawa secara langsung, karena ikatan pada setiap senyawa berbeda, baik bentuk ikatan molekul maupun kepolarannya.
3.      Dapat membandingkan sifat fisis dan kimia beberapa pasang isomer yang berbeda sesuai dengan bentuk ikatan.
4.      Dapat mempersiapkan diri untuk memasuki praktikum kimia organik.

I.      DAFTAR PUSTAKA
Antony. 1992. Mengerti Kimia. Bandung: ITB
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Epinur, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi: Unja
Petrucci. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Sukardjo. 1983. Kimia Fisika. Jakarta: PT Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar