PERCOBAAN I
I.
JUDUL PRAKTIKUM
PENGAMATAN ILMIAH DAN STOIKIOMETRI : KClO3
II.
HARI, TANGGAL
SELASA, 12 MARET 2014
III.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Memperoleh
pengamatan dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan percobaan
2. Mengembangkan
keterampilan dalam menangani alat kaca dan mengalihkan bahan kimia padat maupun
cair
3. Membiasakan
diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboraturium
4. Menentukan
penguraian reaksi KClO3
5. Menghitung
volume molar gas oksigen pada keadaan STP
6. Menghitung
persentase O2 dalam KClO3
IV.
PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1. Dengan
kata-kata Anda sendiri definisikan istilah berikut :
(a) Kimia
(b) Percobaan
(c) Hipotesis
(d) Ilmu
(e) Hukum
ilmiah
(f) Metode
ilmiah
(g) Teori
Jawab :
(a) Kimia
: Ilmu yang mempelajari
tentang struktur, bahan dan perubahan-perubahannya
(b) Percobaan
: Perumusan masalah, pengumpulan
data dan penelitian serta kesimpulan
(c) Hipotesis
: Dugaan sementara yang
menjelaskan data percobaan
(d) Ilmu : Teori ilmiah yang pasti
(e) Hukum
ilmiah : Hubungan besaran
dengan besaran lain dalam bentuk rumus agar mudah dipahami
(f) Metode
ilmiah : Tatanan proses suatu
perubahan ilmiah
(g) Teori :
Suatu penjabaran tentang sesuatu yang
didapat dari hasil penelitian yang ada
2. Mana
dari bahan kimia berikut yang perlu ditangani dengan hati-hati dan sebutkan
bahaya nya :
(a) Asam
pekat
(b) Alcohol
(c) Ammonium
nitrat
(d) Kalsium
klorida
(e) Bahan
kimia organic
(f) Air
suling
Jawab :
Semua
bahan kimia diatas perlu ditangani
dengan hati-hati karena bahan-bahan itu memiliki bahaya masing-masing yakni :
(a) Asam
pekat : Dapat menyebabkan
iritasi dan kulit melepuh
(b) Alkohol : Beracun dan dapat
menimbulkan kebutaan
(c) Ammonium
nitrat : Bila terkena jaringan
kulit akan terasa pedih dan panas
(d) Kalsium
klorida : Bila terkena jaringan
kulit akan terasa gatal dan merah
(e) Bahan
kimia organic : Bila zat ini masuk ke
dalam sel darah akan menyebabkan kematian
(f) Air
suling : Bila diminum
menyebabkan badan lemes
3. Apa
yang Anda lakukan bila bahan kimia terpercik ke mata Anda ?
Jawab
:
Segera membasuh mata dengan air
sebanyak-banyak nya dan melaporkan hal tersebut kepada asisten dan segera
periksa ke dokter
4. Tuliskan
persamaan reaksi kimia untuk reaksi yang terjadi bila sampel KClO3
dipanaskan !
Jawab
:
2 KClO3 (l) -> 2 KCl (s) + 3 O2 (g)
5. Apa
gunanya MnO2 yang ditambahkan pada KClO3 sebelum
dipanaskan ?
Jawab
:
Berguna sebagai katalisator yang
mempercepat laju reaksi zat tersebut walaupun MnO2 tidak ikut
bereaksi
6. Tuliskan
kegunaan KClO3 dalam industri !
Jawab
:
(a) Untuk
pembuatan pupuk
(b) Untuk
bidang farmasi
(c) Untuk
obat kumur
(d) Untuk
bahan korek api
(e) Untuk
bahan kembang api
(f) Untuk
bahan peledak
V.
LANDASAN TEORI
Ilmu
kimia adalah ilmu pengetahuan kualitatif, dalam ilmu pengetahuan alam, bertanya
dan menjawab merupakan proses yang sangat penting, dalam ilmu pengetahuan
kimia, pertanyaan yang diajukan bukan hanya apa saja hasilnya suatu reaksi,
tetapi juga tentang berapa banyaknya hasil reaksi yang dapat diperoleh dalam
suatu reaksi yang dihasilkan dari beberapa banyak zat-zat reaksi. Dalam ilmu
kimia, stoikiometri adalah bidang yang mempelajari aspek kualitatif,
stoikiometri berasal dari bahasa Yunani “metrain” berarti mengukur dan “stokhelon” berarti
unsur. Hal ini berhubungan dengan kuantitas perubahan kimia, selain dari pada
massa adalah kuantitas seperti kalor, cahaya atau listrik dan volume pereaksi
juga menyangkut reaksi gas (Ahmad.1993:123).
Dalam
mengadakan pengamatan, kita melakukan percobaan dengan keadaan yang
dikendalikan agar dapat data yang tidak dapat dinyatakan dalam angka atau
bilangan pernyataan umum yang disimpulkan dari fakta perubahan tersebut hukum
alam atau hukum-hukum biasanya yang diungkapkan dalam pernyataan sederhana atau
berupa hubungan satu besaran dengan besaran lainnya, tetapi tidak berisi
penjelasan. Merumuskan hipotesis adalah pekerjaan yang cukup sulit dalam metode
ilmiah, karena untuk menjawab suatu masalah, banyaklah kemungkinannya,
kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan dalam
laboraturium. Hipotesis yang teruji kebenaran nya melalui percobaan yang
dilakukan berulang kali, dapat dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan umum
yang disebut teori (Syukri.1999:49).
Kajian
tentang bobot dalam reaksi-reaksi kimia disebut stoikiometri yang berarti
mengukur unsur, teori ini merupakan dasar untuk menentukan komponen senyawa dan
campuran dari padat dapat digunakan untuk memperkirakan hasil dalam pembuatan
senyawa kimia. Perhitungan ini merupakan dasar dari konsep mol dan digunakan
untuk menyeimbangkan persamaan kimia zat yang dihasilkan dari penguraian KClO3
dan gas O2 dengan menggunakan katalis MnO2.
2KClO3
(S) @ 2KClO3 (S) + 3O2 (g)
Untuk
menentukan stoikiometri pada reaksi ini anda perlu memperoleh jumlah mol O2
yang dibebaskan yang dapat dihitung dari hukum gas ideal n = PV/RT sehingga diperlukan informasi tentang tekanan,
volume, dan suhu dari oksigen (Epinur,dkk.2013:17-19).
Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan
perubahan-perubahan yang dalami materi ini dalam proses alamiah maupun
eksperimen yang direncanakan. Seperti dalam semua ilmu pengetahuan alam orang
terus-menerus mebuat pengamatan dan mengumpulkan fakta yang kemudian dicatat
dengan cermat sampai dibuat kesimpulan. Sebelum menarik kesimpulan, data hasil
observasi yang banyak diringkas menjadi satu pernyataan singkat yang disebut
hokum. Hokum dan fakta yang ada dijelaskan dengan bantuan hipotesis atau suatu
teori yang dirancang untuk menyatakan mengapa atau bagaimana suatu hal dapat
terjadi. Semua hal ini jika disimpulkan merupakan suatu prosedur yang disebut
penelitian ilmiah yang melibatkan tiga langkah utama, yaitu :
1. Pelaksanaan
percobaan dan pengumpulan data
2. Mengajukan
hipotesis untuk menghubungkan dan menjelaskan data yang ada
3. Mengajukan
teori
Hipotesis
yang diajukan kadang-kadang terbukti tidak terlalu sesuai dengan keadaan yang
nyata dan terjadi, walaupun tak segera ditolak. Hal ini terjadi karena banyak
para ilmuan kimia yang enggan untuk meninggalkan teori lama untuk menganut dan
mengembangkan teori yang baru yang oleh mereka dikatakan masih banyak hal-hal
dalam yang samar-samar menjadi dan tidak jelas. Oleh sebab itu hipotesis dapat
ditolak, diubah atau walaupun jarang, sesudah diuji saksama, bahkan menjadi
hukum atau teori ilmiah (Bakti
Rivai.2010:11-12).
Suatu
reaksi kimia adalah proses dimana ikatan atom didalam molekul-molekul zat-zat
yang bereaksi dipecahkan, diikuti oleh penyusunan kembali dari atom-atom
tersebut dalam kombinasi molekul baru. Dengan perkataan lain, timbul zat kimia
baru dan yang lama hilang, tetapi atom-atomya tetap sama (Harijono.1987:103).
VI.
ALAT DAN BAHAN
A. Pengamatan
Ilmiah
a) Alat
Ø Labu
Florence
Ø Logam
tembaga
Ø Labu
elemenyer
Ø Gelas
piala 150 ml
Ø Gelas
piala 250 ml
Ø Kaca
arloji
Ø Sudip
Ø Paku
besi (paku tembok)
Ø Sapu
tangan
b) Bahan
Ø Larutan
biru (10gr glukosa dalam 50 ml KOH 0.5 M dan 10 ml larutan biru metil 0.1 gr/l)
Ø Atom
nitrat pekat
Ø Busa
hitam
Ø Gula
pasir ¼ kg
Ø Asam
sulfat pekat
Ø Etanol
Ø Air
bersih
Ø Kertas
saring, larutan alcohol
Ø Ammonium
nitrat, serbuk zink
Ø Kalsium
klorida
Ø Ammonium
klorida
Ø Merkuri
(II) nitrat
Ø Kalsium
iodida
B. Stoikiometri
a) Alat
Ø Labu
Florence
Ø Klem
penjepit
Ø Selang
karet
Ø Pipa
kaca
Ø Timbangan
Ø Tabung
reaksi pyrex 300 mm
Ø Neraca
Ø Gelas
kimia
Ø Gelas
piala
Ø Spritus
b) Bahan
Ø Air
bersih
Ø 0.2
gr KClO3
Ø 0.02
gr Mn02
VII.
PROSEDUR KERJA
PENGAMATAN ILMIAH
A.
DEMONSTRASI
OLEH ASISTEN
1.
Warna
biru yang sirna
![]() |
-
Diangkat
labu dan dikocok satu kali dengan ibu jari tetap memegangi tutup.
-
Diulangi
pengocokan 2-3 kali.
Hasil pengamatan
|
2.
Asbut
(smog) tembaga
![]() |
-
Dituangkan
kedalam labu (yang berisi sekeping logam tembaga) sampai terendam
![]() |
-
Labu
ditutup rapat-rapat
Hasil pengamatan
|
3.
Busa
hitam
![]() |
-
Dimasukkan
kedalam gelas piala yang berisi gula pasir
-
Diaduk
dengan hati-hati dengan pengaduk kaca
Asam nitrat pekat
|
4.
Kalor
![]() |
-
Dimsukkan
kedalam gelas piala yang berisi 60 ml air
Kertas saring
|
-
Direndam
dalam larutan alkohol
-
Diperas
kelebihan larutan, dibentangkan pada kaca arloji, lalu dibakar
Hasil pengamatan
|
5.
Bahaya
air
![]() |
-
Digerus
dalam lumpang
-
Dialihkan serbuk kedalam cawan penguap dan tambahkan

![]() |
-
Mundur
beberapa langkah
-
Disemprotkan
air dari botol semprot
Hasil pengamatan
|
B.
PERCOBAAN
OLEH PRAKTIKAN
1.
Panas
dan dingin
![]() |
-
Dimasukkan
kedalam tabung reaksi
-
Diisi
sampai setengahnya dengan air
-
Dipegang
bagian bawah tabung
Hasil pengamatan
|
![]() |
-
Dimasukkan
kedalam tabung reaksi
-
Diisi
sampai setengahnya dengan air
-
Dipegang
bagian bawah tabung
Hasil pengamatan
|
2.
Aktif
dan tidak aktif
![]() |
-
Diisikan
kedalam gelas piala 250 ml sampai setengahnya
-
Dimasukkan
paku besi kedalamnya
-
Dimasukkan
sekeping logam kedalamnya
Hasil pengamatan
|
3.
Paku
tembaga
![]() |
-
Diisikan
kedalam gelas piala 250 ml
![]() |
-
Diisikan
kedalam gelas piala 250 ml
Hasil pengamatan
|
4.
Ada
dan hilang
![]() |
-
Dimasukkan
kedalam gelas ukur, kemudian tambahkan
![]() |
-
Catat
hasilnya, kemudian tambahkan
![]() |
-
Diaduk
Hasil pengamatan
|
STOIKIOMETRI : PENGUKURAN KClO3
A.
PERSIAPAN
ALAT
![]() |
-
Dilakukan
dengan cara menggunakan langkah 3 hingga 6
![]() |
-
Diisi
dengan air hingga hampir penuh dan buka klem penjepit
-
Melepaskan
selang karet bagian atas labu florence yang berhubungan dengan tabung reaksi
-
Meniup
melalui pipa kaca hingga selang karet terisi penuh air
-
Dihubungkan
kembali selang karet dengan pipa kaca pendek, selama air masih mengalir
tidak ada lagi air yang mengalir dari labu kegelas
piala
|
-
Dijepit
selang karet dengan klem penjepit
Hasil pengamatan
B.
PERCOBAAN
![]() |
-
Ditimbang
dalam keadaan kosong menggunakan neraca dengan ketelitian 0,001 g
![]() |
-
Ditimbang
dengan ketelitian 0,001 g, lalu tambahkan
![]() |
-
Dihomogenkan
KClO3 dengan MnO2 didalam tabung reaksi
![]() |
-
Dipanaskan
dengan api spirtus sekitar satu menit dan buka lem penjepit.
-
Pemanasan
dilanjutkan hingga tidak ada lagi air yang mengalir dari selang karet kegelas
piala.
-
Selang
karet dijepit kembali dan dipadamkan api jika tidak air yang menetes lagi
![]() |
-
Diukur
volumenya dengan gelas ukur
-
Suhu
air dicatat
-
Tabung
reaksi dilepaskan setelah dingin, lalu tabung ditimbang
-
Dicatat
tekanan dan suhu dilaboratorium
Hasil pengamatan
|
VIII.
DATA PENGAMATAN
A. Pengamatan
Ilmiah
a) Demonstrasi
Asisten
1. Warna
biru yang sirna
PENGAMATAN
|
HIPOTESIS
|
Glukosa
+ KOH + Biru metil berwarna biru tua, setelah dihomogenkan warna biru tua
menjadi bening
|
Warna
biru yang sirna dihasilkan dari campuran glukosa + KOH
|
2. Asbut
tembaga
PENGAMATAN
|
HIPOTESIS
|
Tembaga
+ HNO3 menghasilkan warna biru dan gas di reaksikan dengan air
menghasilkan warna putih kembali
|
CuNO3
berwarna biru dan dihasilkan Cu + 2HNO3 -> Cu(NO3)2
+ H2
|
3. Busa
hitam
PENGAMATAN
|
HIPOTESIS
|
Gula
pasir + H2SO4 warna nya menjadi hitam dan terasa panas
|
Warna
hitam menandakan adanya kandungan karbon C6H12O6 +
H2SO4
|
4. Kalor
PENGAMATAN
|
HIPOTESIS
|
Etanol
+ aquades dicelupkan kertas saring, saat kertas saring dibakar, ada api warna
biru
|
Alkohol
punya sifat mudah terbakar
|
5. Bahaya
air
PENGAMATAN
|
HIPOTESIS
|
Amonium
nitrat yang ditaburkan serbuk zink setelah disemprotkan air menimbulkan
gelembung gas
|
Serbuk
zink menimbulkan panas
|
b) Percobaan
oleh praktikan
1. Panas
dan dingin
PENGAMATAN
|
HIPOTESIS
|
NH4Cl
pada tabung 1 + aquades menjadi dingin, suhu turun. CaCl3 pada
tabung 2 + aquades menjadi panas, suhu naik
|
NH4Cl
+ H2O ( dingin ) reaksi endoterm
CaCl2
+ H2O ( panas ) reaksi eksoterm
|
2. Aktif
dan tidak aktif
PENGAMATAN
|
HIPOTESIS
|
-
|
-
|
3. Paku
tembaga
PENGAMATAN
|
HIPOTESIS
|
Paku
+ tembaga (II) sulfat, di masukkan ke gelas piala, kemudian masukkan larutan
CaSO4. Paku berubah dari abu keperakan menjadi hitam
|
Tembaga
(II) sulfat bersifat asam, dapat menyebabkan korosi
|
4. Ada
dan hilang
PENGAMATAN
|
HIPOTESIS
|
-
|
-
|
B. Stoikiometri
: Penguraian KClO3
PENGAMATAN
|
HIPOTESIS
|
KClO3
+ MnO2 + aquades dipanaskan saat mendidih, uap berpindah ke
tabung reaksi kosong melalui selang uap terurai menjadi air sebanyak 0.25 ml
|
2
KClO3 -> 2 KCl + 3 O2 pemanasan KClO3
mennghasilkan endapan KCl dan O2 yang terurai
menjadi air
|
1. Massa
tabung reaksi pyrex + KClO3 : 40 gr
2. Massa
tabung reaksi pyrex : 39,8 gr
3. Massa
KClO3 (g) : 0,2 gr
4. Massa
KClO3 + MnO2 (g) : 0,3 gr
5. Suhu
air (C) :
28C = 300 K
6. Tekanan
uap air (mmHg) : 28.35
mmHg
7. Tekanan
udara (mmHg) : 760 mmHg
8. Volume
air yang pindah :
189ml = 0.189 l
9. Volume
O2 yang timbul (l)
10. Massa
tabung pyrex dan perlengkapan nya setelah pemanasan (g) :
40.5
gr
A. Koefisien
reaksi penguraian KClO3
1. Mol
KClO3 :
1.63
x 10-3mol
2. Mol
O2 :
14.06
x 10-3mol
3. Mol
KCl :
8.52 x 10-3mol
4. Persamaan
reaksi penguraian KClO3
2KClO3 -> KCl + 3O2
B. Volume
molar O2 dan % dalam KClO3
1. Tekanan
dari O2 kering : 331.65
mmHg
2. Volume
O2 pada STP : 0.165
liter
3. Mol
O2 yang timbul (mol) : 7.36 x 10-3mol
4. Volume
molar O2 (l/mol) pada STP : 22.4 l
5. Volume
molar rata-rata dari O2 (l/mol) pada STP : 22.4
l
6. Persentase
O2 dalam KClO3 :
225%
IX.
PEMBAHASAN
A. Pengamatan
Ilmiah
Sebelum kita melakukan percobaan ini, kita harus
mempersiapkan alat dan bahannya terlebih dahulu. Setelah itu, barulah kita
melakukan percobaan menurut prosedur kerja masing-masing.
a) Demonstrasi
oleh asiaten
1. Warna
biru yang sirna
Dalam percobaan ini, larutan biru (0.1 gr glukosa
dalam 300 ml KOH 0.5 M dan 10 ml larutan biru metil 0.1 gr/l) setelah diaduk
warna berubah menjadi sirna/bening.
2. Asbut
tembaga
Pada percobaan ini, kita menggunakan CuNO3
(berwarna biru). Bila Cu + HNO3 -> CuNO3 + 1/2 H2. Hal ini
CuNO3 direaksikan dengan air maka akan menghasilkan warna putih
kembali.
3. Busa
hitam
Dalam percobaan busa hitam ini, bahan yang digunakan
adalah gula pasir dan asam sulfat. Gula pasir dimasukkan ke gelas piala
secukupnya. Lalu ditambahkan asam sulfat hingga mengenai separuh gula pasir.
Gula pasir yang diberi asam sulfat itu akan berubah menjadi warna hitam, lalu
menggumpal seperti busa hitam.
4. Kalor
Pada percobaan kali ini, digunakan etanol sebagai
bahan dasar, lalu direndamkan kedalamnya kertas saring. Setelah kertas saring
basah, diangkat, diperas, lalu dibakar. Pada kertas saring yang dibasahi dengan
campuran etanol dan aquades akan terdapat api warna biru. Alkohol dengan rantai
karbon yang panjang akan semakin sukar larut dalam air, tetapi etanol dapat
larut sempurna dalam air sehingga kalau dibakar dapat menghasilkan gas CO2.
5. Bahaya
air
Amonium
nitrat yang ditaburkan serbuk zink setelah disemprotkan air menimbulkan
gelembung.
b) Percobaan
oleh praktikan
1. Panas
dan dingin
Dari percobaan ini, dinding tabung reaksi II berisi
larutan CaCl2 terasa agak panas karena terjadinya peralihan
temperatur yang menunjukkan bahwa adanya reaksi eksoterm, yaitu reaksi
melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga kalor pada tabung reaksi
berkurang dan terasa pans. Sedangkan pada tabung reaksi I yang berisi NH4Cl,
dindingnya akan terasa lebih dingin karena terjadinya penurunan suhu,
menunjukkan adanya reaksi endoterm, yaitu reaksi menyerap kalor, pada tabung I
tampak larutan berwarna bening dan pada tabung reaksi II tampak larutan keruh.
2. Aktif
dan tidak aktif
Tidak dipraktikkan karena tidak tersedia alat dan
bahan nya.
3. Paku tembaga
Pada percobaan paku tembaga, bahan yang digunakan
paku, dan tembaga (II) sulfat, paku besi dimasukkan kedalam gelas piala
kemudian dimasukkan pula larutan Cu2SO42-.
Setelah diamati paku yang semula berwarna abu keperakan berubah menjadi hitam.
Hal ini, disebabkan tembaga (II) sulfat yang bersifat asam, berwarna biru mampu
merubah warna paku atau yang menyebabkan korosi, CuSO4 berasal dari
tembaga yang direaksikan denan H2SO4 dengan demikian
tembaga mengandung sifat asam. Sifat asam sendiri bersifat korosif artinya
dapat merusak logam dan marmer.
4. Ada dan hilang
Sama hal nya dengan aktif dan tidak aktif, pada
percobaan ini tidak dipraktekkan karena tidak tersedia alat dan bahan yang
diperlukan.
B. Stoikiometri : Penguraian KClO3
Sebelum
kita
melakukan percobaan, kita harus mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
Alat tersebut harus dites terlebih dahulu agar kita mengetahui bocor atau tidak
alat tersebut. Jika alat tidak bocor, maka segeralah isi labu Florence dengan
air hingga hamper penuh dan buka klem penjepit. Kemudian lepaskan selang karet
bagian atas lanu Florence yang berhubungan dengan tabung reaksi. Tiuplah
melalui pipa kaca, air akan mengalir dari labu ke gelas piala. Hubungkan
kembali selang karet dengan pipa kaca pendek pada labu Florence, selama air
masih mengalir, kemudian jepit selang karet dengan penjepit dan kosongkan gelas
piala. Setelah itu, lakukan percobaan menurut langkah-langkah prosedur yang
ada. Kemudian barulah kita menghitung koefisien penguraian KClO3 dan
volume molar dalam KClO3. Reaksi penguraian KClO3 tersebut
adalah :
2KClO3 (S) -> 2KCl (s) +
3O2 (g)
Untuk
itu, sebelumnya kita harus menghitung mol KClO3, mol O2,
dan mol KCl dengan data percobaan berikut :
1. Massa
tabung reaksi pyrex + KClO3 :
40 gr
2. Massa
tabung reaksi pyrex :
39.8 gr
3. Massa
KClO3 :
0.2 gr
4. Massa
KClO3 + MnO2 : 0.3 gr
5. Suhu
air :
28oC = 301 K
6. Tekanan
uap air :
28.35 mmHg
7. Volume
air yang pindah :189ml=0.189 l
8. Massa
tabung pyrex setelah pemanasan : 40.5
gr
v Massa
KCl = (massa tabung
reaksi pyrex setelah pemanasan) –
massa pemanasan + massa MnO2)
=
40.5 – (39.8 + 0.005)
=
40.5 – 39.85
=
0.65 gr
v Massa
O2 =
massa KClO3 – massa KCl
= 0.2 – 0.65
= - 0.45 gr
v Mol KClO3 = mol/Mr
= 0,5/122,5
=
1.63 x 10-3mol
v Mol
O2 = mol/Mr
=0,45/32
= 14.06 x 10-3mol
v Mol
KCl = mol/Mr
= 0,65/ 74,5
=
8.52 x 10-3mol
v PO2
kering =
P total – P H2O
= 360 – 28.35
= 331.65 mmHg
v Volume
O2 pada STP
V O2 (STP) =
V O2 x pO2 / 760 x T / TO2
=
0.189 x 731,65/760 x 273/301
=
0.165 l
v Mol
O2 yang timbul pada STP
P
= p O2 / p udara
= 731,65 / 760
=
0.962 mmHg
n = PV / RT
= 0,962 . 0,169 / 0,082 . 301
= 0,1818 / 24,68
=
7.36 x 10-3mol
v Volume
molar O2 pada STP
Volume molar O2 (STP) = v O2 STP / mol O2
= 0,165 / 7.36 x 10-3mol
=
22.4 l
v % massa O2 dalam KClO3
% massa O2 dalam
KClO3 = massa O2 / massa KClO3 x 100%
= 0,45/0,2 x 100%
=
225%
X.
DISKUSI
A. Pengamatan
Ilmiah
a) Demonstrasi
oleh asisten
1. Warna
biru yang sirna
Berdasarkan hasil
percobaan yang dilakukan, perubahan biru tua pada metil menjadi biru sirna
akibat dari pencampuran glukosa + biru metil yang dihomogenkan sesuai dengan
teori nya, hal ini membuktikan bahwa percobaan yang dilakukan berhasil. Dimana,
glukosa mengandung pati dari KOH yang bersifat basa serta mempunyai warna yang
membayang. Sehingga pencampuran C6H12O6 + KOH
menghasilkan H2O (cair). Air
inilah yang menyirnakan biru metil. Reaksinya :
C6H12O6
+ KOH -> C6H12O6 + K+ + H2O
2. Asbut
(smog) tembaga
Tembaga + HNO3 menghasilkan
warna biru dan bila direaksikan dengan air menghasilkan warna putih kembali.
3. Busa
hitam
Gula pasir yang
ditambahkan asam sulfat pekat akan membentuk busa hitam.
4. Kalor
Dari percobaan yang
dilakukan, data yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan (teori) dimana,
etanol yang berasal dari etana yang merupakan hidrokarbon dan etanol merupakan
bagian dari alcohol, dan alcohol sifatnya mudah terbakar, sehingga kertas
saring yang telah dicelupkan kedalam etanol, ketika dibakar akan terbakar dan
hitam karena menyerap kalor dari api dan menghasilkan panas disekitar
lingkungan.
5. Bahaya
air
Dari percobaan yang
dilakukan, hasil yang ammonium nitrat yang ditaburkan, kemudian disemprotkan
air menimbulkan gelembung gas. Hal ini terbukti bahwa serbuk zink dapat
menimbulkan panas.
6. Panas
dan dingin
Larutan ammonium
klorida setelah dicampur air (terasa dingin), larutan kalium klorida setelah
dicampur air (terasa panas). Hasil percobaan benar sesuai teori, karena larutan
ammonium klorida merupakan reaksi endoterm (menyerap panas) sedangkan larutan
NaOH merupakan reaksi eksoterm (melepas kalor).
7. Aktif
dan tidak aktif
Karena pada percobaan
ini tidak dipraktikkan jadi tidak perlu lagi untuk didiskusikan.
8. Paku
tembaga
Dari percobaan yang
dilakukan, data yang didapat sesuai dengan sifat tembaga (II) sulfat yang bias
mengkorosikan paku tembaga (logam). Tembaga (II) sulfat bila dimasukkan paku
besi ke dalamnya dapat menyebabkan paku mengalami korosi, karena paku bereaksi
dengan tambaga (II) sulfat yang berasal dari asam sulfat. Asam sulfat (H2SO4)
mmiliki sifat korosif yaitu dapat merusak logam dan marmer atau dengan kata
lain logam apabila bereaksi dengan asam terutama H2SO4 yang
berkarat (korosi).
9. Ada
dan hilang
Sama halnya dengan
aktif dan tidak aktif, percobaan ini tidak dipraktikkan dan tidak didiskusikan.
B. Stoikiometri : Penguraian KClO3
1. Hukum
kekekalan massa (Lavoiser, 1774)
“Pada setiap reaksi
kimia, massa zat-zat yang bereaksi adalah sama dengan massa produk reaksi.”
2KClO3 (S) +
2KCl (s) + 3O2 (g)
0.2 gr 0.6 gr -0.45 gr
Tetapi pada massa O2,
hasilnya bernilai negative, hal ini dikarenakan tidak telitinya dalam menimbang
massa tabung reaksi pyrex setelah pemanasan yang berpengaruh dalam mencari
massa O2 sehingga nilai massa O2 negatif dan menurut
teori massa tabung reaksi pyrex setelah pemanasan menyusut bukan bertambah.
2. Hukum
perbandingan volume (Gay Lussac)
“Pada temperature dan
tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas
hasil reaksi merupakan perbandingan bilangan bulat dan sederhana.”
Contoh : 2H2 (g) + O2 (g) -> 2H2O (g)
Perbandingan volume gas
hydrogen, gas oksigen dan uap air adalah 2:1:2 sesuai dengan teori avogadro mesti
terjadi karena perbandingan jumlah molekul hydrogen, oksigen dan air pada
reaksi pembentukan air juga 2:1:2. Selanjutnya, karena jumlah atom tiap unsur
tidak boleh berkurang atau bertambah dalam reaksi kimia, maka molekul hydrogen
dan molekul oksigen harus merupakan molekul dwi atom, sedangkan molekul air
harus merupakan molekul tri atom yang terdiri atas 2 atom hydrogen ditulis
sebagai H2 dan molekul oksigen ditulis sebagai O2,
sedangkan rumus molekul air dapat ditulis sebagai H2O. Perbandingan
volume gas pereaksi dan hasil reaksi merupakan perbandingan koefisien-koefisien
zat pada persamaan reaksi setara untuk reaksi gas itu.
3. Massa
suatu mol zat dinamakan massa molar zat itu
Besarnya massa molar
zat itu adalah massa atom relative atau massa
molekul relatif atau massa rumus
relative zat itu dinyatakan dalam gram massa (m) zat merupakan perkalian antara
massa molar (m) dan jumlah mol (n) -> m = M x n.
4. Volume
1 mol zat disebut volume molar (Vm) zat itu
Berdasarkan pengukuran
kerapatan gas-gas pada suhu dan tekanan tertentu ditemukan bahwa rata-rata
volume molar zat berwujud gas pada keadaan standard (takanan 1 atm) adalah 22.4 L pada
percobaan ini volume molar O2 pada STP sesuai dengan teori yang ada
yaitu 22.4 L dengan rumus :
V O2 (STP) = V O2 x p O2 / 760 x T / T O2
XI.
PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
A. Pengamatan
Ilmiah
1. Benar
(B) salah (S) kah pernyataan ini ?
Jawab:
a. (
S ) Kacamata pelindung tidak
berguna bagi pekerja dilaboraturium.
b. (
S ) Semua bahan kimia dianggap
berbahaya.
c. (
B ) Semua reaksi yang
menggunakan bahan kimia yang mengatasi kulit atau berbahaya, harus dilakukan di
lemari asam.
d. (
S ) Bila menyisipkan pipa kaca
atau thermometer ke dalam gabus yang digunakan bahan pelumas mesin motor.
e. (
B ) Buanglah sisa reagen cair ke
dalam bak cuci dan siram dengan air yang banyak.
2. Sesudah
menyelesaikan percobaan dan memeriksa data, apalagi yang perlu Anda kerjakan ?
Jawab:
Membereskan dan membersihkan alat-alat
praktikum yang sudah digunakan dan juga membersihkan tempat praktikum, kemudian
membuat laporan praktikum.
3. Anda
diberi Sembilan keping uang logam dan sebuah neraca palang, salah satu keeping
lebih ringan dari delapan lainnya yang bobotnya lama. Bagaimana Anda menetapkan
kepingan mana yang ringan hanya dengan melakukan dua kali penimbangan ?
Jawab:
Dengan melakukan penafsiran dan
perhitungan rata-rata maka akan dihasilkan hasil yang akurat
B. Stoikiometri
1. Gas
oksigen sedikit larut dalam air. Apakah keadaan ini akan mempengaruhi jumlah
KClO3 !
Jawab:
Iya, karena jika gas O2 sedikit
larut dalam air, maka O2 akan lebih banyak bercampur dalam KClO3,
dimana mol KClO3 dipengaruhi oleh nilai Ar O2
2.
a)
Bila ketinggian air diluar tabung reaksi
pengumpul gas lebih tinggi dari pada yang diluar, apakah ini disebabkan oleh
tekanan gas O2 lebih tinggi atau lebih rendah dari pada tekanan
udara ? Jelaskan !
Jawab:
Hal itu terjadi karena tekanan O2
lebih rendah dari tekanan udara, semakin tinggi jumlah volumenya, maka tekanan
O2 semakin berkurang dari tekanan udara
b)
Bila Anda menyertakan tekanan gas pada
pertanyaan 2 a) apakah
bobot gas O2 bertambah atau berkurang ? Jelaskan !
Jawab:
Volume gas O2 akan berkurang
karena semakin tinggi tekanan O2 maka volume gas O2
semakin berkurang. Hal itu disebabkan karena tekanan dan udara berbanding
terbalik
c) Andaikan
Anda tidak menyertakan tekanan, tetapi mengambil tekanan O2 sama
dengan tekanan udara luar. Apakah jumlah mol O2 yang timbul lebih
besar atau lebih kecil dari pada yang sebenarnya ? Jelaskan !
Jawab:
Jumlah mol O2 akan lebih besar
karena jika tekanan udara lebih besar jumlah O2 akan bertambah
3. Bila
udara memasuki tabung reaksi pengumpul gas, bagaimana hal ini dapat
mempengaruhi jumlah mol KClO3 yang terurai ? Jelaskan !
Jawab
:
Jika itu terjadi, maka semakin banyak O2
atau udara yang masuk maka semakin banyak pula O2 dari KClO3 yang
terurai
XII.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan pengamatan ilmiah dan
stoikiometri penguraian KClO3, maka dapat disimpulkan :
1. Dengan
adanya percobaan pengamatan ilmiah diperoleh pengalaman dalam mencatat data dan
menjelaskan data pengamatan ke dalam pembahasan.
2. Dengan
adanya percobaan diperoleh keterampilan dan pengetahuan tentang berbagai macam
alat kimia yang terbuat dari kaca, serta dengan adanya percobaan didapat
pengetahuan tentang membuat larutan dari bahan kimia padat dan kimia cair.
3. Dalam
melakukan perlu kehati-hatian dan ketelitian, karena bahan kimia banyak yang
berbahaya.
4. Koefisien
reaksi penguraian KClO3 yaitu : 2 KClO3 -> 2 KCl + 3 O2
5. Volume
molar gas oksigen pada STP : 22.35 l/mol (vO2/nO2)
6. Persentase
O2 dalam KClO3 = 25% (%O2 = massa O2 / massa KClO3 . 100%)
XIII.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,
Hiskia, dkk. 1993. Kimia
Dasar I. Jakarta:
Depdikbud
Bakti,
Rivai. 2010. Kimia Dasar I. Bandung: Ganesha
Epinur,dkk. 2013. Penuntun
Praktikum Kimia Dasar.
Jambi:
Universitas Jambi
Harijono.1987.Termodinamika Teknik Aplikasi dan
Termodinamika Statistik.Jakarta :
PT Gramedia
Luscua,
Achmad.1996.Stoikiometri Energitika
Kimia.Bandung : PT Citra Aditya Bakti
Sutrisno.1999.Kimia Dasar.Bandung : ITB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar