Minggu, 20 November 2016

KINEMATIKA KIMIA



PERCOBAAN X
KINEMATIKA KIMIA

-        Hari/tanggal                : selasa, 26 maret 2014
-  
-        Tujuan Praktikum        :
1.      Mengukur perubahan konsentrasi preaksi menurut waktu.
2.      Mengamati pengaruh konsentrasi, suhu, dan katalis pada laju reaksi.
3.      Menentukan hukum laju reaksi dalam larutan berair.
     
          A.        LANDASAN TEORI
Laju reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor : konsentrasi pereaksi, (dan kadang-kadang produk), suhu, dan katalis. Pengukuran laju biasanya dilakukan dibawah kondisi percobaan yang tetap, dengan satu faktor tetap sedangkan faktor lain diseragamkan.
Cara mengukur laju reaksi. Salah satu segi penting daro pengkajian kinetika ialah merancang teknik yang mudah untuk memantau jalannya reaksi menurut waktu. Analisis kimia dengan cara volumentri atau gravimentri relatif lambat, sehingga cara seperti ini tidak digunakan kecuali bila reaksi lambat, atau dapat dihentikan dengan pendinginan tiba-tiba, atau dengan penambahan reaksi yang menghentikan reaksi.
Untuk suatu reaksi hipotesis
2B + 3B ® C + 5D
Hukum lajunya dapat berupa
Laju = ∆(C) / ∆t = k [A]n [B]m


Dengan k adalah tetapan laju , n adalah orde reaksi untuk A , dan m adalah orde reaksi untuk B. Orde reaksi keseluruhan adalah m+n . Orde reaksi hanya dapat ditentukan lewat percobaan, karena angka-angka ini tidak selalu sama dengan koefisien reaksi.
(Epinur,dkk . Penuntun Praktikum Kimia Dasar. 2010 : 71-72)
Biasanya kecepatan reaksi laju kimia bergantung pada konsentrasi pereaksi-pereaksinya. Sifat kebergantungannya ini dapat ditemukan dengan metoda berikut, yaitu : perubahan didalam kecepatan reaksi diukur berdasarkan perubahan konsentrasi salah satu pereaksi, sedangkan konsentrasi pereaksi lainnya dijaga tetap. Reaksi yang akan diperiksa mekanismenya belum diketahui tetapi persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut :
2I + S2O82- → 2SO42- + I2
Ketika reaksi berlangsung konsentrasi pereaksi –pereaksi akan turun dan karena itu kecepatan reaksi akan berubah.
(Bird, Tony. Penuntun Praktikum Kimia Fisik Universitas . 1987)
Data kinetik dapat memberi keterangan yang terperinci tentang mekanisme dari suatu reaksi. Laju dari suatu reaksi ditentukan denagn mengikuti kecepatan hilangnya reaktan atau terbentuknya produk. Laju suatu reaksi dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain:
a.       Secara spektroskopik
Teknik ini memungkinkan pengukuran dapat dilaksanakan dengan cepat dan kontinue terhadapa sampel meskipun kuantitas sampel kecil.
b.      Dengan mengukur pH secara kontinue atau melalui titrasi asam-basa terhadap reaksi yang melibatkan proton.
c.       Dengan mengukur konduktans pada reaksi yang melibatkan spesies ionik.
d.      Secara polimetrik, jika dalam reaksi terlibat senyawa yang optik aktif.
Pada umumnya, setiap sifat yang berkaitan dengan konsentrasi reaktan dan/atau produk dan sifat tersebut dapat diamati dan diukur, dapat digunakan untuk menentkan laju reaksi.
Masing-masing suku konsentrasi mengandung eksponen, yakni yang menunjukkan tingkat atau orde dari reaksi. Tingkatan kinetik keseluruhan dari reaksi sama dengan jumlah dari semua eksponen dalam ekspensi laju. Dibawah ini disajikan contoh yang menunjukkan keanekaragaman dari pernyataan hukum laju untuk berbagai reaksi.
a.      
Laju = k [A]


b.      CH3CHCH2CH2CH2CH3 + -OCH3 → CH3CH + CHCH2CH2CH3
       Cl                   laju = k [B][-OHCH3]           (campuran dari isomer)
c.       CH3 + CaCl3 ↔ CH3 + CaCl2Cl
Laju = k [CH3Cl][CaCl3]2
( Tobing, Rongke L. Kimia Organik Fisik.1989. 80-81)

Laju (kecepatan) menunjukkan suatu yang terjadi persatuan waktu, misalnya perdetik permenit, apa yang terjadi dalam reaksi kimia adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksui, perubahan ini kebanyakan dinyatakan dalam perubahan konsentrasi molar. Jadi, untuk laju reaski hipotetik.
A + 3B → 2C + 2D
Dapat diartikan sebagai laju berkurangnya molar A. Dengan demikian, didapat satuan laju reaksi misalnya mol-1 L-1 detik-1.
            Laju reaksi tersebut dapat juga dijelaskan berdasarkan menghilangnya B atau pembentukan C dan D, tetapi sekrang dijumpai masalah baru laju tersebut tidak sama dengan laju menghilangnya A. Dari koefisien persamaan reaksi berarti bahwa 3 mol B dikonsumsi untuk setiap mol A. Jadi B menghilang dengan kecepatan tiga kali menghilangga A. 
(Petrucci, Ralph H. Kimia Dasar. 1987:145-146)

Pengukuran kecepatan reaksi
            Bila ahli kinetika kimia mengukur kecepatan reaksi, hasilnya dinyatakan sebagai kecepatan perubahan dari jumlah suatu zat yang ada dalam campuran reaski. Biasanya pernyataan itu diberikan dalam variabel yang intensif, yaitu misalnya konsentrasi.
Kecepatan = ∆(C) / ∆t
Dimana  ∆(C) / ∆t adalah kecepatan dari perubahan dengan waktu t dari konsentrasi produk [C]. Dari gambar dibawah ini kecepatan merupakan kemiringan dari plot konsentrasi terhadap waktu.
    C
   t     slope = kemiringan pada waktu t
(Soeni, M S. Kimia Fisik 1. 1989:99)

      B.   PERTANYAAN PRA PRAKTEK

1.      Apa definisi ringkas dari a) hukum laju, b) tetapan laju, c) orde reaksi, d) energi aktifasi ?
Jawab :
a.       Hukum laju    : kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi berpangkatan bilangan orde reaskinya. Persamaan yang memenuhi hukum laju adalah V = k [A]x [B]y [C]z
b.      Tetapan laju    : tetapan perbandingan antara laju reaksi dan hasil kali konsentrasi spesi yang mempengaruhi laju reaksi.
c.       Orde reaksi     : bilangan pangkat eksponen yang menyatakan bertambahnya laju reaksi akibat naiknya konsentrasi.
d.      Energi aktifitas laju : energi minimal yang diperlukan agar suatu reaksi berlangsung.
2.        Apakah satuan tetapan reaksi untuk a) reaksi orde nol, b) reaksi orde satu, c) reaksi orde dua ?
Jawab
a.       Reaksi orde nol         : MS-1 = mol liter-1 sekon-1 = mol l-1 S-1
b.       Reaksi orde satu       : S-1
c.       Reaksi orde dua        : M-1 S-1 = mol-1 l S-1
3.        Belerang dioksida mereduksi HIO3 dalam larutan  asam dengan reaksi
3SO2(g) + 3H2O(l) + HIO3(aq) → 3H2SO4(aq) + HI(aq)
Pada akhir reaksi jika terdapat HIO3 berlebih zat ini dapat diambil dengan larutan kanji. Senyawa HI dan HIO3 segera bereaksi membentuk I2 yang diserap oleh kanji dan menimbulkan warna biru.
Dari percobaan diperoleh data :
[SO2]
(M)
[HIO2]
(M)
t
(detik)
14,6 x 10-4
3,60 x 10-3
25,8
7,31 x 10-3
3,60 x 10-3
52,8
14,6 x 10-4
7,21 x 10-3
12,6
     
Jawab :



-          Orde reaksi terhadap [SO2]
             v1/v2=  k{[SO2]1 m  / [SO2]1 m } . k{[HIO2]2 n  / [HIO2]2 n }


         1/2  =  [1/2] m
           m = 1

-          Orde reaksi terhadap [HIO3]
-       v1/v3= k{[SO2]1 m  / [SO2]1 m } . k{[HIO]3 n  / [HIO2]3 n }
                           1/2   =  [1/2] n
                  n  = 1

-          Jadi orde reaksi keseluruhan : m + n = 1+1 = 2


              C.   ALAT DAN BAHAN

Alat :
-          Erlenmeyer
-          Ampelas baja
-          Labu takar
-          Stopwatch
-          Gelas piala
-          Bunsen
Bahan :
-          Larutan tiosulfat
-          Air
-          Asam hidroklorida
-          Pita mg
-          HCl 2M
-          Asam oksalat 0,1 M
-          Asam sulfat 6 M
-          KMnO4 0,1 M



              D.   PROSEDUR KERJA

a.       Orde reaksi dalam reaksi natrium tiosulfat dengan asam hidroklorida
Tabel 10.1 komposisi campuran dalam penentukan orde reaksi untuk natrium tiosulfat.
Na2S2O3 (ml)
[Na2S2O3] (M)
H2O (ml)
HCl (ml)
23
0,15
-
4
20
0,12
5
4
15
0,09
10
4
10
0,06
15
4
5
0,03
20
4

Tabel 10.2 komposisi campuran dalam penetuan orde reaksi untuk asam hidroklorida.
Na2S2O3 (ml)
H2O (ml)
HCl (ml)
HCl (M)
25
-
5
3,0
25
2
3
1,8
25
4
1
0,6




 
Larutan tiosulfat
 
zat-zat pereaksi


  Dibuat seperti yang tertera di tabe
 ditambahkan
Dicampur air
 Ditambahkan
Asam hidroklorida
 
 

          
                        Diputar erlenmeyer agar campuran benar-benar homogen
asam
 
                        ditambahkan


 
Dicatat waktu sampai timbul kekeruhan karena pengendapan belerang.
Ditetapkan cara perhitungan waktu
S2O3-2
 
Diulangi dengan volume trisulfat tetap, volume asam berbeda


 
Dibuat grafik terhadap t dan S2O3-2 terhadap 1/t


Hasil pengamatan
 
 


b.      Orde reaksi dalam reaksi antara magnesium dengan asam hidroklorida.



 


Dikerat menjadi 16 potong yang panjangnya 12 cm
Dimasukkan masing-masing 1 potong logam kedalam erlenmeyer
Disisihkan dulu 8 potong lainnya


 
                        Diencerkan dalam labu takar 100 ml
                        Dituangkan 100 ml asam ini kedalam erlenmeyer
                        Dicatat waktu dengan stopwatch
                        Digoyangkan erlenmeyer agar Mg tetap dalam keadaan bergerak
                        Dihentikan stopwatch apabila Mg larut
                        Diulangi percobaan
                        Dicatat waktu yang diperlukan untuk melarutkan pita
Hasil pengamatan
 
                        Dibuat grafik 1/t terhadap [HCl] dan 1/t [HCl]2


Tabel komposisi campuran Mg dengan HCl
HCl (M)
Volume HCl (ml)
0,8
100
0,8
100
1,0
100
1,2
100
1,4
100
1,6
100
1,8
100
2,0
100

c.      
Asam oksalat
 
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi


 
air
 
Diisi dalam 6  tabung reaksi 0,1 dan 2 ml asam sulfat 6 N


 
                        Diisi pada 3 gelas piala
                        Dididihkan gelas I
Dipanaskan gelas II hingga 50° C, sedangkan gelas III tidak dipanaskan


 
                        Dimasukkan ke 2 tabung dalam setiap piala
                        Ditambahkan 3 tetes KmnO4 0,1 N
Hasil pengamatan
 
                        Diperlihatkan perubahan warna

d.      Pengaruh katalis terhadap laju reaksi


 


Dimasukkan pada tabung 3 dan 4
2 ml H2SO4 1 M
 
Ditambahkan pada tabung 1 dan 2


 
1 ml H2SO4 1 M
 
                        Ditambahkan pada tabung 3 dan 4


 
4 ml H2O
 
                        Ditambahkan pada tabung 5 dan 6


 
 3 tetes KmnO4
 
                        Diberikan setiap  tabung


 
Hasil pengamatan
 
                        Diperhatikan warna dan waktu reaksi





E.   DATA PENGAMATAN

A.    Orde reaksi natrium tiosulfat dengan asam hidroklorida
-          Pengamatan terhadap pengaruh konsentrasi Na-tiosulfat.
Na2S2O3 (ml)
Na2S2O3 (M)
H2O (ml)

HCl
(ml)

t
(detik)
1/t
(detik)-1
warna
25
0.15
-
4
32
0,031
Keruh
20
0,12
5
4
38
0,026
Tidak keruh
15
0,09
10
4
50
0,020
Keruh
10
0,06
15
4
56
0,017
Keruh
5
0,03
20
4
64
0,015
Keruh







pengamatan terhadap pengaruh konsentrasi asam hidroklorida
Na2S2O3 (ml)
Na2S2O3 (M)
H2O (ml)

HCl
(ml)

t
(detik)
1/t
(detik)-1
25
-
5
3,0
63
0,015
25
2
3
1,8
72
0,013
25
4
1
0,6
30
0,033








B.     Orde reaksi dalam reaksi magnesium dengan asam hidroklorida
-          Pengamatan terhadap pengaruh konsentrasi asam klorida
HCl
(M)
HCl
(ml)
T
(detik)
1/t
(detik)-1
[HCl]2
Log [HCl]
Log [1/t]
6
10
1198 s
0,83 x 10-3 s
36
0,78
-3,08
8
10
891 s
1,17 x 10-3 s
64
0,90
-2,95
10
10
702 s
1,42 x 10-3 s
100
1,00
-2,84
12
10
616 s
1.62 x 10-3 s
144
1,08
-2,79
14
10
794,4 s
1,26 x 10-3 s
196
1,15
-2,90
16
10
669 s
1,49 x 10-3 s
256
1,20
-2,83
18
10
492 s
1,03 x 10-3 s
324
1,25
-2,69
20
10
437,45 s
2,29 x 10-3 s
400
1,30
-2,64


 


                C.     Pengaruh suhu terhadap laju rekasi

Waktu reaksi pada berbagai suhu (detik)
ulangan
Suhu reaksi
80°C
50°C
25°C
1
30 s
45 s
40 s
2
38 s
50 s
24,5 s
Rata-rata
34 s
47,5 s
21,25 s

 Tanda –tanda terjadinya reaksi :  Adanya perubahan warna.

 
              D.    Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
-waktu reaksi pada berbagai suhu (detik)
ulangan
H2SO4
2 ml
1 ml
0 ml
1
4,26 s
 5,56 s
13,44 s
2
4,46 s
5,265 s
13,44 s
Rata-rata
4,36 s
5,41 s
13,44 s

Tanda-tanda terjadinya reaksi
·         Adanya endapan
·         Terdapat gelembung gas
Perubahan warna




              F.    PEMBAHASAN

A.    Orde reaksi dalam reaksi natrium tiosulfat dengan asam hidroklorida
Pada umumnya, laju reaksi didefinisikan perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi tiap satuan waktu. Ini berarti berkurangnya jumlah pereaksi tiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah hasil reaksi tiap satuan waktu yang dinyatakan dalam :

V =  atau
Secara kimia, laju reaksi ditentukan dengan menentukan konsentrasi zat-zat pada waktu tertentu, kemudian data-data konsentrasi tersebut digunakan untuk menghitung laju reaksi.
Dalam percobaan ini, kita dapat menentukan orde reaksi masing-masing pereaksi sesuai dengan data laju reaksi untuk reaksi.
Na2S2O3(aq)  + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + SO2(g) + S(s)
            Pada percobaan ini larutan tiosulfat dicampur dengan air kemudian asam klorida ditambahkan. Setelah bercampur secara homogen, maka dilakukan percobaan seperti yang tertera pada tabel 10.1 dan hasil pengamatannya adalah :
1.      25 ml Na2S2O3 dengan 0,15 M dicampur dengan 4 ml HCl. Dalam waktu 32 sekon larutan telah menunjukkan adanya kekeruhan, karena adanya pengendapan belerang. Dalam percobaan yang pertama ini snegaja tidak ditambahkan air kedalam natrium tiosulfat, dimaksudkan mana yang lebih cepat munculnya kekeruhan. Pada larutan apabila jika ditambahkan dengan air atau tidak dengan air.
2.      20 ml Na2S2O3 0,12 M dicampur 5 ml H2O, kemudian ditambahkan dengan HCl. Dalam 38 sekon larutan telah menunjukkan adanya kekeruhan, karena adanya pengendapan belerang dibagian dasar tabung erlenmeyer.
3.      15 ml Na2S2O3 dengan 0,09 M dicampur dengan 10 ml H2O, kemudian ditambahkan dengan 4 ml HCl, dalam waktu 50 sekon larutan telah menunjukkan kekeruhan dibagian dasar tabung erlenmeyer.
4.      10 ml Na2S2O3 dengan 0,06 M dicampur dengan 15 ml H2O, kemudian ditambahkan dengan 4 ml HCl. Dalam waktu 56 sekon larutan telah menunjukkan adanya kekeruhan karena adanya pengendapan belerang dibagian dasar tabung erlenmeyer.
Untuk orde reaksinya adalah sebagai berikut :
 =
Secara teori untuk percobaan dengan komposisi campuran yang tertera pada tabel 10.7 kami hanya mencari orde reaksinya saja dan menghitung orde reaksinya secara keseluruhan, sehingga didapat hasil sebagai berikut :

B.     Orde reaksi dalam reaksi magnesium dengan asam hidroklorida untuk reaksi
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Perlakuan yang diberikan pada reaksi ini adalah :
1)      Perbandingan konsentrasi HCl yang bervariasi (6M, 8M, 12M,14M,18M, dan 20M). Pada volume HCl yang sama mereaksikan pita Mg keadaan tabung reaksi. Hasil pengamatan timbul gelembung gas dan magnesium larut dalam HCl dalam waktu tertentu.
2)      Magnesium memerlukan waktu yangcukup lama untuk larut dalam HCl.
3)      Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi HCl yang bervariasi.
Misalkan persamaan reaksi v = k [Mg][HCl] , laju reaksi hanya berlangsung pada fase larutan HCl sehingga orde reaksi terhadap Mg adalah nol. Kita akan menentukan orde reaksi terhadap HCl dari data 3 dan 4 , yakni sebagai berikut :

C.     Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Telah diketahui bahwa kenaikan suhu mempercepat kenaikan suhu mempercepat reaksi, sebaliknya penurunan suhu memperlambat reaksi.
Ditinjau dari hukum laju reaksi, misalnya reaksi A+B+C mempunyai persamaan adalah V = k [A]x [B]y [C]z .
Perubahan suhu mempengaruhi k, karena nilainya bergantung pada suhu dan jenis reaksi. Jika suhu dinaikkan, maka jumlah energi tumbukan antar molekul pereaksu bertambah.
Dari percobaan menggunakan air bersuhu 80°C, 50°C,dan 25°C, telah membuktikan bahwa reaksi akan lebih cepat terjadi pada air yang bersuhu tinggi yakni dengan rata-rata 34 sekon.
D.    Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
Reaksi yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan memberi zat lain tanpa menambah konsentrasi atau suhu, zat itu disebut katalis. Katalis biasanya dapat bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas.
Selanjutnya kembali bereaksi lagi dengan pereaksi mempercepat reaksi dan bebas kembali. Demikian seterusnya kali hingga suatu pereaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut katalisme.
Katalis suatu reaksi biasanya dituliskan diatas tanda panah.




              G.  PERTANYAAN PASCA PRAKTIK

1.      Tuliskan persamaan reaksi pada percobaan C. Apakah H2SO4 dalam percobaan ini dapat dikatakan sebagai katalis ? jelaskan !
Jawab :
Persamaan reaksi
5H2C2O4(aq) + 2KMnO4(aq) + 3H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + 2MnO4(aq) + 10CO2(g) +        8H2O(l)
H2SO4 dapat berfungsi sebagai katalis yaitu zat yang dapat mempercepat terjadinya reaksi tanpa mengalami perubahan apapun.

2.      Tuliskan persamaan reaksi pada percobaan D. Jelaskan mekanisme kerja H2SO4 sebagai katalis ini.
Jawab :
5H2C2O4 + 2KMnO4 + 3 H2SO4 → K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2 + 8H2O
Mekanisme kerja H2SO4 katalis dalam reaksi ini adalah :
-          H2C2O4 → CO2 +  H2O
-          2KMnO4 + 2 H2SO4 → K2SO4 + 2MnSO4
Mekanisme kerja katalis :
P + R                 PR                   (Cepat )                       keterangan :
PR + Q              PQ + R            (Cepat )                       PQ = pereaksi
P + Q + R         PQ + R            (Cepat )                       R   = katalis

                          H.  DISKUSI

a.       Orde reaksi dalam reaksi natrium tiosulfat dengan asam hidroklorida
Pada percobaan ini kami hanya melakukan pengamatan terhadap pengaruh Na-tiosulfat.
Sedangkan pengamatan terhadap pengauh konsentrasi asam hidrokarbon tidak kami lakukan. Hal ini dikarenakan bahan yang ada tidak cukup untuk dilakukan pada percobaan pngamatan terhadap penagruh konsentrasi. Natiosulfat, kami menggunakan Na2S2O3 dengan jumlah volume yang berbeda serta H2O. HCl dalam jumlah volume yang berbeda.
Nilai t (detik) pada tabel 10.2 menunjukkan berapa lama waktu kekeruhan terjadi. Selain itu orde reaksi yang kami peroleh untuk Na2S2O3  adalah 1. Sedangkan orde total yang kami dapatkan adalah

b.      Orde reaksi dengan reaksi magnesium dengan asam hidroklorida.
Pada percobaan ini kami melakukan pengamatan tentang pengaruh konsentrasi asam hma idroklorida sama seperti percobaan percobaan pertama, kami menggunakan HCl dengan jumlah volume yang sama, akan tetapi jumlah Mnya berbeda antara satu dan lain sebanyak 8 kali percobaan.
c.       Pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
Pada percobaan ini, yaitu mengukur waktu reaksi pada berbagai suhu (detik). Pada suhu 80°C ¸50°C, dan 25°C, kami menentukan pembuktian bahwa suhu yang lebih tinggi mempercepat adanya reaksi.
Disamping syarat termodinamika, reaksi ini dapat berlangsung bergantung bila terjadi tumbukan langsung antara molekul pereaksi. Tumbukan ini harus memenuhi dua syarat , yaitu posisinya efektif dan energinya mencukupi.
d.      Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
Pada percobaan ini yaitu mengamati pengaruh katalis terhadap laju reaksi.


                     I.      KESIMPULAN

1.      Pengaruh waktu terhadap perubahan konsentrasi pereaksi semakin bertambahnya waktu, maka konsentrasi semakin kecil.
2.      Pengaruh suhu konsentrasi, dan katalis terhadap laju reaksi, semakin besar suhu dalam reaksi, maka laju reaksi akan semakin  cepat. Demikian halnya dengan konsentrasi, semakin besar konsentrasi maka laju reaksi akan semakin cepat dan semakin banyak katalis yang dimasukkan kedalam suatu reaksi, maka konstanta akan semakin besar, sehingga laju reaksi semakin cepat.
3.      Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut kaltalisme. Berdasarkan fasanya, katalis dapat dibagi dua yaitu katalis homogen dan katalis heterogen.

                    J.     DAFTAR PUSTAKA

Bird, Toni. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia
Epinur, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi : Universitas Jambi
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Soeni, M S. 1989. Kimia Fisik 1. Jakarta : PT Gramedia
Tobing, Rongke L. 1989. Kimia Organik Fisik. Jakarta : Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar