PERCOBAAN 13
ESTER
Hari, Tanggal :
Selasa, 11 maret 2013
Kelompok : 5 (lima)
Tujuan :
1. Mensintesis
sekurang-kurangnya 3 macam ester
2. Mengetahui
pengaruh konsentrasi alkohol terhadap reaksi kesetimbangan pada pembuatan ester
3. Mengetahui
Pengaruh konsentrasi asam karboksilat terhadap reaksi kesetimbangan pada
pembuatan ester
4. Mengenal
bau khas dari beberapa macam ester
5. Menggunakan
ester sebagai bahan pembuatan ester
6. Mengetahui
prinsip saponifikasi
7. Membuat
berbagai macam sabun untuk bahan pencuci dan untuk kosmetik
8. Menguji
daya kerja sabun dalam air sadah
A. LANDASAN TEORI
Sejumlah
besar senyawa di alam raya terdiri dari bahan yang menyenangkan bagi kita.
Berbagai macam bunga dan buah mengandung zat-zat yang baunya enak. Berkat ilmu
pengetahuan, zat ini dapat dipisahkan, didefinisikan dan disintesisbegitu
banyak sehingga senyawa ini tersedia melimpah dengan harga yang layak untuk
digunakan dalam kosmetik, produk-produk rumah tangga, alat pembersih dan bahkan
berbagai macam makanan. Hasil sintesis senyawa-senyawa ini dapat diharapkan
dengan pasti. Umumnya senyawa yang baunya wangi digolongkan ke dalam kelas
ester. Senyawa dari ester-ester ini mempunyai gugus fungsi :
O
R C
OR’ ( Dengan R dan R’ adalah
gugus alkil )
Salah satu metode untuk menghasilkan
ester adalah dengan mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol pada suasana
asam.
O O
R C OH + ROH R C OR
+ H2O
Asam
karboksilat dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam karboksilat dan air.
O O
R C + Na+OH- R C + H2O
OH O-Na+
Asam karboksilat garam
karboksilat
Pada
umumnya garam larut dalam air, tetapi didalam asam sering tidak larut. Reaksi
dengan Natrium karbonat (Na2CO3),
juga membentuk garam-garam karboksilat, karbon dioksida dan air. Hidrolisis
suatu ester dalam pelarut basa disebut saponifikasi. Hasil reaksi tersebut
adalah garam dan alkohol.
O O
R C + Na+OH- R C + R3COH
OCR3 O-Na+
Ester garam
karboksilat alkohol
Reaksi
saponifikasi pada umumnya mudah diikuti, teristimewa pada ester yang tidak
larut air, sebab garam dan alkohol yang mempunyai bobot molekul kecil umumnya
larut. Lapisan ester secara bertahap berkurang, penambahan asam encer ke dalam
larutan garam karboksilat mengubah garam menjadi asam karboksilat.
O O
R C + HCl R C Na+Cl-
O-Na+ OH
Asam
karboksilat RCOOH dalam kondisi ini pada umumnya tidak mengion kecuali apabila
Bmnya rendah. Senyawa yang tidak mengion ini membentuk lapisan yang tidak larut
atau endapan.
Pengertian saponifikasi asam lemak
adalah reaksi penyabunan asam lemak dengan basa yang menghasilkan sabun dan
gliserol. Asam lemak dihasilkan dari hidrolisis lemak atau minyak yang dalam
percobaan ini dilakukan dengan pemanasan. Reaksi Penyabunannya adalah sebagai
berikut:
O
CH2 O C
C17H35
O O CH2
OH
CH2 O C +
Na+OH- 3C17H35
+ CH OH
C17H35 O-Na+ CH2 OH
O
CH2 O C
C17H35 (Epinur,
dkk. 2010: 89-90)
Senyawa
yang dapat dianggap diturunakan dari asam karboksilat dengan menggantikan
hidrogen dari gugus hidroksilnya dengan suatu gugus hidrokarbon yang disebut
ester. Ester yang paling lazim adalah etil asetat CH3CO2CH2CH3. Suatu pelarut
yang lazim digunakan dalam banyak pelarut. Etil asetat dan ester lain dengan
sepuluh karbon atau kurang merupakan cairan yang mudah menguap dengan bau enak
mirip buah-buahan, ( Hart, 1990).
Ester
berbau enak, wangi bunga0bungaan dan buah-buahan berasal dari ester, digunakan
untuk iindustri minyak wangi dan sari rasa industri makan dan minuman. Umumnya
ester adalah cairan tidak berwarna dan tidak larut dalam air. Titik leleh dan
titik didihnya lebih rendah dibangdingkan dengan asam karboksilat dan alkohol
asamnya. Hal ini karena tidak adanya ikatan hidrogen pada eter. Gugus karboksil
mempunyai sifat kimia dari gugus karbonil dan hidroksil. Pelepasan proton pada
basa membentuk garam. Garam-garam naatrium dan kalium dari asam dan alkohol.
Mekanisme reaksi ini menjelaskan bahwa –OH dan air berasal dari asam dan H+
berasal dari alkohol.
CH3CH C
OH + CH2(CH2)2OH H2O + CH3CH
C C(CH4)3CH3
O
CH3 O
Ester mempunyai sifat-sifat, yaitu :
merupakan senyawa organik, senyawa karbon netral, beratomik rendah berupa
minyak, berbau buah-buahan beratom C yang berupa minyak lemak dan tidak larut
dalam air, tetap larut dalam bensin. Sifat-sifat ester yang lainnya yaitu mudah
terbakar dan mudah bercampur dengan air serta alkohol memiliki titik didih yang
tinggi dibandingkan dengan asam alkana. Hal ini disebabkan karena molekul
alkohol mengandung gugus-gugus –OH yang lebih rendah daripada gugus-gugus –OH
yang polar. Sifat-sifat kimia yang dimiliki ester yaitu berdasarkan titik didih
yang lebih tinggi daripada alkohol, dan berdasarkan strukturnya dapat
dinyatakan bahwa asam karboksilat adalah molekul yang polar,
Reaksi-reaksi
ester antara lain:
1.
Hidrolisa Asam zkarboksilat
H+
|
OH-
|
RCOOH +
ROH
2.
Amonolisa Amida
O O
R C + NH3 R C + R’OH
OR NH2
3.
Alkoholisa terbentuk ester lain (trans esterification)
As/Bs
|
R C + R’OH R C + R’OH
OR’ OR’
(Respati,
1986).
Pada gugus OH asam karboksilat
digantikan dengan gugus alkohol dengan mereaksikan asam karboksilat dan alkohol
pada suasana asam. Reaksi ini merupakan reaksi reversible.
RCOOH + ‘ROHRCOO’ + H2O
Laju
reaksi esterifikasi asam karboksilat bergantung pada halaman gugus hidroksil
alkohol dan asam karboksil, semakin kecil penghalangnya maka semakin cepat laju
reaksi esterifikasinya. Disamping itu laju reaksi esterifikasi ditentukan pula
oleh besarnya penghalangnya pada atom karbon karboksilat. Semakin berkurang
reaktivitasnya, semakin lambat laju reaksi esterifikasinya.
Sifat-sifat ester berdasarkan reaksi
kimia, diantaranya: reaksi hidrolisis ester, reaksi hidrolisis ester berarti
terjadi reaksi kimia antara ester dengan air. Reaksi ini dapat berlangsung tak
balik atau irreversible. Ole sebab itu, reaksi ini dapat berlangsung dan dapat
menghasilkan asam karboksilat dengan alkohol dan rendaman lebih beik
dibandingkan alkohol, dan daripada hidrolisis ester dalam suasana asam. Hasil
reaksi ini merupakan berupa garam karboksilat, (Agus taufiq, 2007: 118-119).
Ester karboksilat bereaksi dengan
larutan alkali menghasilkan asam dan alkohol yang kuantitatif laju yang
terdapat hidrolisis ini adalah:
Laju = K2
[ester] [HO-]
Pada
mulanya diperkirakan bahwa hidrolisis senyawa karbonil dalam suasana basa
berlangsung melalui mekanisme 5 N2 sebagai berikut:
O O O
R C OR
R C OR C
+ OR
OH OH
R OH
Namun
dari hasil eksperimen diketahui:
- Isotop O18 yang ditandai pada gugus ester, setelah hidrolisis seluruhnya ditemukan dalam alkohol
O O
CH3 C CH3 C + C2H5O18H
O18C2H5 OH
- Jika O18 berada dalam air, maka hanya sedikit isotop yang muncul dalam struktur asam karboksilat, namun tidak ada dalam alkohol
- Stereokimia pada C alkohol menunjukkan retensi, bahwa ester khirat menghasilkan alkohol khiral dengan konfigurasi yang sama.
O
CH3 C
Et O Et
O
C CH3 C + HO O
H
Mc OH H Mc
B.
PERTANYAAN
PRAPRAKTEK
1. Tuliskan
rumus umum dari senyawa ester!
jawab: R
C OR’
O
2. Tulis
struktur umum dari (a) alkohol primer, (b) alkohol sekunder, (c) alkohol
tersier!
jawab:
(a) alkohol primer : R OH
(b) alkohol sekunder : R
CH OH
R’
(c) alkohol tersier : R’
R C R’
OH
3. Tulislah
persamaan reaksi antara:
a. Alkohol
primer dengan asam karboksilat!
b. Alkohol
sekunder dengan asam karboksilat!
c. Alkohol
tersier dengan asam karboksilat.!
jawab:
a). O
R CH
OH + R
C OH R
C O CH
R + H2O
R
O R
b). R O O R
R C
R + R
C OH R
C O C
R + H2O
OH
R
4.
O
|
CH3COOH
|
+
|
+
|
-OH CH2 C
O O
C = O
5. Apakah
perbedaan esterifikasi dengan netralisasi?
jawab:
- Esterifikasi adalah reaksi atau metode untuk menghasilkan asam karboksilat dengan alkohol pada suasana basa, sedangkan
- Netralisasi adalah reaksi antara asam dan basa menghasilkan garam dan air
6. Apakah
bahan dasar pembuatan sabun?
jawab:
ester dan basa kuat
7. Gambarkan
satu molekul khas lemak dan tulisklah persamaan reaksi saponifikasi untuk
menghasilkan sabu natrium!
jawab: O
molekul
khas lemak CH2 O C R
O
CH O C R
O
CH2 O C R
Persamaan reaksi saponifikasi
O
CH2 O
C R CH2 OH
O
CH O
C R + 3NaOH 3R
COONa + CH OH
O
CH2 O
C R CH2
OH
C.
ALAT
DAN BAHAN
Alat: Bahan:
a. tabung
reaksi a.
asam asetat glasial
b. pembakar
bunsen b.
isoamil alkohol (metanol)
c. pipet
tetes c.
asam sulfat
d. kaca
arloji d.
H2SO4
e. gelas
piala e.
air h. NaOH
f. kertas
lakmus f.
asam benzoat i. HCl
g. korek
api g.
asam butirat
D. PROSEDUR KERJA
I. sintesa
dan identifikasi ester
1. kedalam
tabung reaksi dimasukkan 1 ml asam asetat glasial dan 1 ml etanol. Perhatikan
bau tiap tiap zat.
2. Selanjutnya
dengan hati hati tambahkan 10 tetes asam sulfat 6 ml. aduk dengan sempurna.
3. Masukkan
tabung reaksi kedalam penangas air selama 10 menit. Perhatikan terbentuknya dua
lapisan, lapisan bagian atas adalah ester.
4. Pindahkan
dengan hati hati beberapa tetes lapisan atas dengan menggunakan pipet tetes
kedalam kaca arloji.
5. Coba
anda identifikasi dengan mencium baunya. Mirirp buah apa ? buatlah reaksinya
untuk mengetahui ester yang terbentuk.
II. Sintesa
dan identifikasi
Lakukanlah percobaan
dengan menggunakan asam karboksilat dan alcohol dengan cara yang sama dengan
percobaan 1.
a. Asam
benzoate 3 ml dengan methanol 3 ml dan 15 tetes H2SO4 6 m
b. Asam
asetat 1 ml dengan n- butanol 1 ml dan 10 tetes H2SO4 6 m
c. Asam
butirat 1 ml dengan n-butanol 1 ml dengan 10 tetes H2SO4 6 m
III. Esterifikasi
dengan alcohol berlebih
1. Kedalam
3 buah tabung reaksi yang kering dan bersih, masing masing ditambahkan 3 ml
asam karboksilat.
2. Kedalam
masing masing tabung ditambahkan:
Tabung reaksi I : 2 ml etanol
Tabung reaksi II : 3 ml etanol
Tabung reaksi III : 4 ml etanol
3. Kedalam
masing masing tabung ditambahkan dengan hati hati 10 tetes asam sulfat 6 m,
lalu kocok agar homogeny.
4. Panaskan
diatas penangas air.
5. Amati
terbentuknya dua lapisan, lapisan atas adalah ester, ukurlah ketebalan lapisan
ester tersebut.
6. Bandingkan
bau yang terbentuk. Zat apa yang ada pada masing masing tabung.
IV. esterifikasi
dengan sam berlebih
1. kedalam
3 buah tabung reaksi yang kering dan bersih, masing msaing ditambahkan:
tabung I : 4 ml asam karboksilat
tabung II : 6 ml asam karboksilat
tabung III : 8 ml asam karbosilat
2. kedalam
masing masing tabung ditambahkan 3 ml etanol
3. kedalam
masing masing tabung ditambahkan dengan hati hati 10 tetes asam sulfat 6 m, lalu
kocok agar homogen.
4. Panaskan
diatas penangas air.
5. Amati
terbentuknya dua lapisan, atas adalah ester, ukurlah ketebalan lapisan ester
tersebut.
6. Bandingkan
bau yang terbentuk. Zat apa saja yang ada pada masing masing tabung.
A.
DATA
PENGAMATAN
a.
Sintesis
dan Identifikasi Ester
Persamaan
reaksi esterifikasi:
(CH3)2CH(CH2)2OH + CH3COOH + H2SO4
CH3COO(CH3)2CH(CH2)2 + H2O + H2SO4
O O
R OH +
R C OH -> R C OR’ + H2O
Bukti-bukti
terjadinya reaksi:
·
menghasilkan bau
·
kenaikan suhu
Ester
yang dihasilkan berbau seperti: pisang
b.
Esterifikasi
dengan alkohol berlebih
Tabung
|
Volume asam
|
Alkohol (ml)
|
Tebal lapisan Ester
|
Bau
|
1
|
3
|
2 ml
|
0,9 cm
|
Buah pisang
|
2
|
3
|
3 ml
|
0,9 cm
|
Buah pisang
|
3
|
3
|
4 ml
|
0,5 cm
|
Buah pisang
|
c.
Reaksi
beberapa ester
Persamaan reaksi
|
Bereaksi/tak bereaksi
|
Ciri fisis dari produk
|
|
√
|
Bau ganda pura
|
|
√
|
Bau tinta
|
Tidak bereaksi
|
|
|
d.
Esterifikasi
dengann asam berlebih
No
|
Tabung
|
Volume Alkohol
|
Asam (ml)
|
Tebal Lapisan ester
|
Bau
|
1
|
1
|
3
|
4 ml
|
1,6 cm
|
Pisang
|
2
|
2
|
3
|
6 ml
|
2,6 cm
|
Pisang
|
3
|
3
|
3
|
8 ml
|
2,3 cm
|
Pisang
|
e.
Saponifikasi
ester
|
-OCOOH + NaOH |
|
Hasil
pemeriksaan dengan kertas lakmus:
Lakmus
menunjukkan pH larutan bersifat asam yaitu pH = 0. Kemudian ditambah HCl
sebanyak 20 tetes, lakmus menunjukkan pH = 1 (tidak terjadi penambahan
signifikan terhadap pH).
f.
pembuatan
sabun
Berdasarkan
data dari percobaan tahun sebelumnya (literatur) didapat:
|
Sabun dalam larutan
|
Pengamatan
|
CaCl2
|
Ada
|
Sedikit berbusa
|
MgSO4
|
Ada
|
Sedikit berbusa
|
Pb(NO3)2
|
Ada
|
Banyak berbusa
|
H2O
|
Ada
|
Banyak berbusa
|
(NH4)2CO3
|
Ada
|
Banyak berbusa
|
B.
PEMBAHASAN
a.
Sintesis
dan Identifikasi Ester
Pada
percobaan ini, digunakan larutan asam asetat dan metanol dengan katalis H2SO4.
Dengan memasukkan 1 ml asam asetat glasial dengan 1 ml metanol kedalam sebuah
tabung kering dan bersih, kemudian ditetesi 10 tetes H2SO4
6M dan di aduk. Setelah itu, dipanaskan
kurang lebih 10 menit, hingga terbentuk dua lapisan (lapisan atas merupakan
ester). Pindahkan beberapa tetes lapisan atas (ester) menggunakan pipet tetes
ke dalam kaca arloji. Identifikasi zat dengan cara mencium bau yang
ditimbulkan, ternyata bau yang ditimbulkan seperti bau buah pisang. Dengan
persamaan umum:
O O
R OH +
R C OH R C OR + H2O
Alkohol
As. Karboksilat ester
Karena
pada percobaan ini digunakan asam asetat dan metanol dengan katalis H2SO4
, maka persamaannya:
O O
CH3 OH
+ CH3 C OH CH3 C
O C2H5 + H2O
Alkohol
As. Asetat etil
etanoat
Bukti-bukti terjadinya reaksi pada
percobaan ini yaitu adanya kenaikan suhu dan menghasilkan bau.
b.
Esterifikasi
dengan alkohol berlebih
Pada
percobaan ini digunakan asam asetat, dimulai dengan memasukkan 3 ml asam asetat
kedalam 3 tabung reaksi. Kemudian tambahkan alkohol pada masing-masing tabung
dengan volume berturut-turut 2 ml, 3 ml, 4 ml. Setelah itu, ditambahkan pada
setiap tabung 10 tetes H2SO4 6M, lalu dipanaskan diatas
penangas air selama 10 menit. Setelah diamati, ternyata terdapat dua lapisan
dengan ukuran berbeda pada setiap tabung dan menimbulkan bau yang sama yaitu
buah pisang. Setelah diukur ketebalan dari setiap lapisan didapat ukuran
sebagai berikut:
Alkohol (ml)
|
Tebal Lapisan
|
Bau
|
2 ml
|
0,9 cm
|
Buah pisang
|
3 ml
|
0,9 cm
|
Buah pisang
|
4 ml
|
0,5 cm
|
Buah pisang
|
c.
Reaksi
beberapa ester
Pada
percobaan ini dilakukan hal yang sama seperti sintesis dan identifikasi ester,
tetapi menggunakan larutan yang berbeda, yaitu:
1. Asam
benzoat 250 ml dengan metanol 3 ml, ditetesi dengan 15 tetes H2SO4
6M
2. Asam
asetat 1 ml dengan n-butanol 1 ml, ditetesi dengan 10 tetes H2SO4
3. Asam
butirat 1 ml dengan n-butanol 1 ml, ditetesi dengan 10 tetes H2SO4
setelah
masing-masing dipanaskan ternyata menghasilkan ciri fisik dari produk dan
reaksinya, yaitu:
Persamaan Reaksi
|
Bereaksi/tak beereaksi
|
Ciri fisis produk
|
|
√
|
Bau ganda pura
|
|
√
|
Bau tinta
|
Tidak bereaksi
|
-
|
-
|
d.
Esterifikasi
dengan asam berlebih
Pada
percobaan ini digunakan 3 tabung reaksi yang masing-masing diisi 4 ml, 6 ml, 8
ml asam. Setelah itu ditambahkan 3 ml alkohol pada masing-masing tabung dan isi
15 tetes H2SO4 kepada masing-masing tabung. Kemudian
dikocok dan dilakukan pemanasan hingga mendapatkan hasil:
No
|
Tabung
|
Volume Alkohol
|
Asam (ml)
|
Tebal Lapisan ester
|
Bau
|
1
|
1
|
3
|
4 ml
|
1,6 cm
|
Pisang
|
2
|
2
|
3
|
6 ml
|
2,6 cm
|
Pisang
|
3
|
3
|
3
|
8 ml
|
2,3 cm
|
Pisang
|
e.
Saponifikasi
ester
Pada
percobaan ini, 1 ml NaOH 10% direaksikan dengan 3 ml etil asetat. Kemudian
dipanaskan selama 15 menit, lalu didinginkan kembali. Setelah larutan dingin
ditambah dengan 1 ml HCl 10% dan diaduk. Periksa keasaman menggungakan kertas
lakmus, didapat hasil yaitu pH = 0. Ditambah lagi 20 tetes HCl dan diukur
menggunakan kertas lakmus, didapat hasil yaitu pH = 1. Tidak terjadi penambahan
signifikan pada phHnya.
f. Pembuatan sabun
Percobaan ini tidak
dilakukan, tetapi berdasarkan data percobaan tahun sebelumnya (literatu),
didapat hasil:
|
Sabun dalam larutan
|
Pengamatan
|
CaCl2
|
Ada
|
Sedikit berbusa
|
MgSO4
|
Ada
|
Sedikit berbusa
|
Pb(NO3)2
|
Ada
|
Banyak berbusa
|
H2O
|
Ada
|
Banyak berbusa
|
(NH4)2CO3
|
Ada
|
Banyak berbusa
|
C.
PERTANYAAN
PASACAPRAKTIK
1. Tuliskan
persamaan reaksi untuk setiap percobaan!
jawab:
a. sintesis
dan identifikasi ester
H(CH3)2CH(CH2)2OH + CH3COOH + H2SO4
CH3COO(CH3)2CH(CH2)2 + H2O + H2SO4
b. saponifikasi
ester
O
CH2 - O
- C
C17H35
O O CH2
- OH
CH2 - O - C +
Na+OH- 3C17H35
+ CH - OH
C17H35 O-Na+ CH2 - OH
O
CH2 - O - C
C17H35
- Dari pustaka, tulislah langkah-langkah mekanisme reaksi esterifikasi!
jawab:
Ester
dapat dibuat dengan mereaksikan asam karboksilat dan alkohol yang dipanaskan
dengan katalis asam, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- protonasi, penambahan muatan positif ke gugus karbon, kereaktifan gugus ini tergadap alkohol bertambah.
- adisi dan alkohol nekleofiklik ke gugus karbonil menghasilkan gugus OR
- hilangnya proton dan gugus OR’ menyebabkan protonasi salah satu gugus OH- dan membentuk gugus hidroksil teprotonasi OH2
- hilangnya gugus hidroksil terprotonasi sebagai gugus yang terbaik lepas sebagai H2O menghasilkan ester terprotonasi, yang kehilangan protonnya menghasilkan ester.
D.
DISKUSI
a.
Sintesis
dan Identifikasi Ester
Ester yang
dihasilkan berbau seperti buah pisang dan timbul perubahan suhu. Esterifikasi,
pengaruh asam/alkohol untuk mendapatkan hasil ester yang banyak, sehingga
apabila asam/alkohol berlebih maka keseimbangan bergeser kekanan dan ester akan
bertambah.
b.
Esterifikasi
dengan alkohol berlebih
Pada percobaan
menghasilkan dua lapisan, lapisan atas adalah ester denga terbal yang berbeda
dan juga menghasilkan bau yang sama yaitu berbau buah pisang.
Alkohol (ml)
|
Tebal Lapisan
|
2 ml
|
0,9 cm
|
3 ml
|
0,9 cm
|
4 ml
|
0,5 cm
|
seharusnya semakin banyak alkohol
yang diberikan maka ester akan bertambah, ternyata hasil pecobaan tidak sesuai.
Hal ini mungkin dikarenakan kurang telitinya praktikan melakukan percobaan.
c.
Reaksi
beberapa ester
Ester dihasilkan
apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dan katalis asam. Katalis
yang biasa digunakan yaitu asam pekat.
d.
Esterifikasi
dengann asam berlebih
Pada percobaan menghasilkan lapisan
ester dengan tebal yang berbeda pada setiap tabung fan menghasilkan bau yang
sama yatu buah pisang.
Alkohol (ml)
|
Tebal Lapisan
|
4 ml
|
1,6 cm
|
6 ml
|
2,6 cm
|
8 ml
|
2,3 cm
|
seharusnyasemakin banyak larutan
diberikan asam maka ester akan bertambah, tetapi hasil percobaan berbeda. Hal
ini dapat terjadi mungkin dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam
melakukan percobaan.
e.
Saponifikasi
ester
f.
pembuatan
sabun
Kali ini percobaan ini tidak
dilakukan karena bahan yang tersedia tidak mencukupi untuk melakukan percobaan.
Jadi, data yang didapat berdasarkan literatur percobaan yang dilakukan tahun
sebelumnya.
E.
KESIMPULAN
1. Ester
berbau enak dan wangi buah-buahan seperti pisang, nanas, jeruk, yang merupakan
ester suku terendah.
2. Saponifikadi
asam lemak adalah reaksi penyabunan asam lemak dengan basa yang menghasilkan
sabun dan gliseril asam lemak dihasilkan dan hidrolisis lema/minyak dalam
perrcobaan dilakukan dengan pemanasan.
3. Semakin
banyak alkohol/asam yang diberikan maka keseimbangan bergeser ke kanan sehingga
ester bertambah.
F.
DAFTAR
PUSTAKA
Agus,
taufik. 2007. Kimia Dasar Jilid 2.
Bandung: ITB
Jambi:
Universitas Jambi
Epinur,
dkk. 2010. PenuntunPraktikum Kimia Dasar.
Jambi : Universitas Jambi
Hart,
H. 1990. Kimia Organik. Jakarta:
Erlangga
Petrucci.
1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan
Modern Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Rongke,
L Tobing. 1984. Konsep-konsep Inti Kimia
Dasar. Jakarta: Erlangga
Respati.1980.
Kimia
Organik. Jakarta: Erlangga
makasih gan
BalasHapus